Jumat 26 Feb 2021 06:14 WIB

Potential Loss Akibat Banjir Jakarta Diprediksi Rp 960 Juta

PLN terpaksa memadamkan listrik di wilayah terdampak banjir.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Warga menggunakan genset untuk keperluan listrik di area pemukiman yang terendam banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Senin (22/2). Banjir yang melanda kawasan tersebut pada Jumat (19/2) hingga Minggu (21/2) kini berangsur surut dan warga mulai membersihkan rumah dan barang-barang rumah tangga dari endapan lumpur sisa banjir. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga menggunakan genset untuk keperluan listrik di area pemukiman yang terendam banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Senin (22/2). Banjir yang melanda kawasan tersebut pada Jumat (19/2) hingga Minggu (21/2) kini berangsur surut dan warga mulai membersihkan rumah dan barang-barang rumah tangga dari endapan lumpur sisa banjir. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Jakarta Raya mencatat potential loss akibat banjir yang melanda Jakarta pekan lalu. Nilainya bahkan nyaris mendekati Rp 1 miliar selama tiga hari banjir tersebut.

General Manager PLN UID Disjaya Doddy Pangaribuan mengatakan, akibat banjir selama tiga hari di Jakarta dan sekitarnya pada akhir pekan lalu, PLN UID Jakarta Raya kehilangan potensi penjualan listrik sebesar 803 Kilo Watt hour (KWh). Ini setara dengan Rp 960 juta.

"Kalau dirupiahkan Rp 960 juta, dalam tiga hari kita kehilangan kesempatan menjual listrik, itu bukan rugi ya itu listriknya yang tidak terjual," kata Doddy, Jumat (26/2).

Menurut Doddy, PLN terpaksa memadamkan listrik di wilayah terdampak banjir, untuk menjaga keamanan masyarakat dari sengatan listrik. Puncak pemadaman listrik terjadi pada Ahad (21/2) dengan jumlah gardu padam sebanyak 500 unit dan 146 ribu pelanggan.

"Minggu dini hari puncaknya 500 gardu terendam 146 ribu pelanggan yang terdampak," ujar Doddy.

Doddy mengungkapkan, saat ini PLN UID Jakarta Raya belum menghitung kerugian akibat banjir, sebab masih fokus pada pemulihan pasokan listrik ke pelanggan. Namun, dia memastikan kerugian tersebut terbilang minim.

Baca juga : Pandemi Ubah Tatanan Hidup, Keluarga Jadi Support System-nya

"Kerugian ini minim. Biasanya kami bersihkan dan kami semprot, kita keringkan dan kita lapisi lapisan khusus biar nggak terkena air, lalu kami lakukan pengujian," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement