Jumat 26 Feb 2021 05:57 WIB

Parlemen Belanda Tetapkan Uighur Hadapi Genosida

Pernyataan genosida langkah pertama yang dilakukan negara di Eropa terkait Uighur

Rep: Dwina Agustin/ Red: Gita Amanda
Anak-anak Uighur bermain di luar ruangan di Hotan, Xinjiang, China. Associated Press telah menemukan bahwa pemerintah Cina sedang melaksanakan program pengendalian kelahiran yang ditujukan untuk warga Uighur, Kazakh, dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang, bahkan ketika sebagian besar penduduk Han di negara itu didorong untuk memiliki lebih banyak anak. (AP Photo/Ng Han Guan)
Foto: AP Photo/Ng Han Guan
Anak-anak Uighur bermain di luar ruangan di Hotan, Xinjiang, China. Associated Press telah menemukan bahwa pemerintah Cina sedang melaksanakan program pengendalian kelahiran yang ditujukan untuk warga Uighur, Kazakh, dan minoritas Muslim lainnya di Xinjiang, bahkan ketika sebagian besar penduduk Han di negara itu didorong untuk memiliki lebih banyak anak. (AP Photo/Ng Han Guan)

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM - - Parlemen Belanda pada Kamis (25/2), mengeluarkan mosi tidak mengikat yang mengatakan bahwa perlakuan terhadap minoritas Muslim Uighur di China sama dengan genosida. Pernyataan ini merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh negara di Eropa terkait masalah tersebut. 

Baca Juga

"Genosida terhadap minoritas Uighur sedang terjadi di China," kata mosi tersebut, yang tidak langsung mengatakan bahwa pemerintah China bertanggung jawab.

Aktivis dan pakar hak asasi manusia mengatakan setidaknya satu juta Muslim ditahan di kamp-kamp di wilayah barat terpencil Xinjiang. Para aktivis dan beberapa politikus Barat menuduh China menggunakan penyiksaan, kerja paksa, dan sterilisasi.

China menyangkal pelanggaran hak asasi manusia tersebut. Pemerintah Beijing mengatakan kamp-kampnya menyediakan pelatihan kejuruan dan diperlukan untuk melawan ekstremisme.

Penulis mosi tersebut, anggota parlemen Sjoerd Sjoerdsma dari kiri-tengah Partai D-66, telah secara terpisah mengusulkan untuk melobi Komite Olimpiade Internasional untuk memindahkan Olimpiade Musim Dingin 2022 dari Beijing. "Mengakui kekejaman yang terjadi terhadap Uighur di China apa adanya, yaitu genosida, mencegah dunia untuk melihat ke arah lain dan memaksa kami untuk bertindak,” katanya dilansir Reuters. 

Mosi itu mengatakan bahwa tindakan pemerintah China seperti tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah kelahiran dan memiliki kamp hukuman. Kondisi ini seperti yang berada di bawah Resolusi PBB 260 atau umumnya dikenal sebagai konvensi genosida.

Partai VVD konservatif Perdana Menteri Mark Rutte menentang resolusi tersebut. Menteri Luar Negeri Belanda, Stef Blok, mengatakan pemerintah tidak mau menggunakan istilah genosida, karena situasinya belum diumumkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau pengadilan internasional.

"Situasi Uighur sangat memprihatinkan," ujar Blok setelah mosi itu disahkan. Dia menambahkan bahwa Belanda berharap untuk bekerja sama dengan negara lain mengenai masalah tersebut.

Sebelum perlemen Belanda, Kanada sudah lebih dulu mengeluarkan resolusi sama. Parlemen negara itu memberi label perlakuan Cina terhadap Uighur adalah genosida awal pekan ini.

  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement