Jumat 26 Feb 2021 01:17 WIB

Usia Pengaruhi Jenis Gejala Covid-19 yang Muncul?

Menurut studi usia pasien pengaruhi gejala seperti sakit kepala dialami usia muda

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gejala varian baru covid-19. Menurut studi Imperial College London usia pasien Covid-19 dapat menjadi faktor yang menentukan gejala seperti apa yang kemunginan besar akan dirasakan pasien tersebut.
Foto: republika
Gejala varian baru covid-19. Menurut studi Imperial College London usia pasien Covid-19 dapat menjadi faktor yang menentukan gejala seperti apa yang kemunginan besar akan dirasakan pasien tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gejala Covid-19 yang muncul pada satu pasien bisa jadi berbeda dengan pasien lainnya. Salah satu faktor yang dinilai mempengaruhi perbedaan ini adalah usia.

Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Imperial College London. Menurut studi tersebut, usia pasien Covid-19 dapat menjadi faktor yang menentukan gejala seperti apa yang kemunginan besar akan dirasakan pasien tersebut.

Studi yang melibatkan lebih dari satu juta orang ini mengungkapkan bahwa sakit kepala merupakan gejala paling umum yang dialami oleh pasien Covid-19 berusia 5-17 tahun. Pasien Covid-19 dalam kelompok usia ini juga memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami demam, batuk yang menetap, atau kehilangan nafsu makan dibandingkan pasien Covid-19 yang lebih tua.

Pada kelompok usia 18-54 tahun, gejala yang paling sering dirasakan pasien Covid-19 adalah kehilangan nafsu makan dan nyeri otot. Sedangkan perasaan panas-dingin merupakan gejala yang ditemukan pada semua kelompok usia.

 

Temuan terbaru ini dapat menjadi pengingat bahwa tak mengalami gejala utama Covid-19 bukanlah jaminan bahwa seseorang tidak terkena penyakit tersebut. Gejala utama yang dimaksud adalah batuk, demam, dan kehilangan indera penciuman atau perasa.

Studi ini menyoroti ada beberapa gejala Covid-19 lain yang juga perlu disoroti namun tidak masuk ke dalam daftar gejala resmi Covid-19. Gejala-gejala tersebut adalah merasa panas-dingin, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, dan nyeri otot.

Tim peneliti juga menilai bahwa temuan ini mengindikasikan ada banyak orang dengan Covid-19 yang tak merasa sakit karena tidak mengalami gejala seperti gejala-gejala dalam daftar gejala resmi Covid-19. Akibatnya, mereka tidak menjalani tes dan tidak melakukan isolasi mandiri.

"Karena gejala mereka tidak sesuai denagn gejala-gejala yang digunakan dalam panduan kesehatan masyarakat untuk membantu mengidentifikasi orang-orang yang terinfeksi," ujar Direktur Program REACT di Imperial Profesor Paul Elliott, seperti dilansir Cosmopolitan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement