Kamis 25 Feb 2021 23:25 WIB

Tim SAR Terus Upayakan Evakuasi Korban Longsor Tambang

Masih ada satu korban yang belum ditemukan.

Evakuasi longsor tambang (ilustrasi).
Foto: Antara/Handout/Humas Basarnas
Evakuasi longsor tambang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  PARIGI -- Tim SAR gabungan terus mengupayakan proses evakuasi terhadap satu korban yang diduga masih tertimbun material longsor di lokasi tambang emas tanpa izin di Desa Buranga, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Proses pencarian akan dilanjutkan pada Jumat pagi.

"Hingga Pukul 18.00 Wita, kegiatan SAR dihentikan sementara dan akan dilanjutkan pada Jumat (26/2) pagi," kata Kepala Kantor SAR atau Basarnas Palu Andrias Hendrik Johanes di Desa Buranga, Parigi Moutong, Kamis.

Baca Juga

Pada operasi SAR hari ke dua, personel SAR bertambah dari sejumlah instansi dan lembaga. Di antaranya personel Polres Parigi Moutong sejumlah 60 orang, Tagana Parigi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng masing-masing 11 orang, TNI 10 orang, Basarnas Palu 13 orang, BPBD Parigi tujuh orang dan SAR Palang Merah Indonesia (PMI) enam orang. Lalu, tim juga diperkuat potensi SAR lainnya yakni SAR Songulara dan Vertikal Rescue masing-masing lima orang serta SAR Martin tiga orang.

"Upaya pencarian korban di areal tambang hari ketiga nanti lebih dimaksimalkan, dan kegiatan SAR tetap didukung dengan sejumlah alat berat untuk membantu proses evakuasi, korban yang masih tertimbun longsor atas nama Maskan," ujar Andrias.

Tim SAR juga telah membuka posko informasi untuk mendukung kegiatan operasi di lapangan. "Setelah dilakukan pengecekan jumlah dan nama-nama korban baik yang selamat maupun meninggal dunia, dinyatakan tidak ada korban baru, selain korban Maskan," kata dia menambahkan.

Dia menjelaskan, metode pencarian terhadap satu korban yang masih tertimbun masih sama seperti pencarian hari kedua. Sebab area operasi hanya satu titik.

Longsor yang mengakibatkan enam penambang tradisional meninggal dunia, terjadi pada Rabu (24/2) Pukul 18.15 WITA, saat itu kegiatan pengerukan sedang istirahat karena memasuki waktu magrib.

Di sela-sela waktu istirahat itu, kemudian penambang tradisional memanfaatkan kegiatan mendulang dengan mengambil material hasil keruk oleh alat berat, seketika material tersebut runtuh dan menimpa penambang. "Kami berharap operasi SAR nanti berjalan lancar, dan korban secepatnya bisa ditemukan," kataAndrias.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement