Jumat 26 Feb 2021 06:10 WIB

5 Cara Sederhana Tingkatkan Kesehatan Usus

Usus merupakan rumah bagi sekitar 100 triliun mikroba, yang memengaruhi kesehatan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Usus merupakan rumah bagi sekitar 100 triliun mikroba, yang memengaruhi kesehatan.
Foto: www.freepik.com.
Usus merupakan rumah bagi sekitar 100 triliun mikroba, yang memengaruhi kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usus merupakan rumah bagi sekitar 100 triliun mikroba, yang memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Mikrobiota usus itu dihasilkan sejak dari kandungan ibu, minum ASI, susu formula dan makanan selama bayi.

Sayangnya, jumlah dan jenis bug ini juga akan berkurang oleh gaya hidup tidak sehat dan asupan antibiotik. Tapi jangan sedih, Anda bisa meningkatkan mikrobiota usus dengan lima cara sederhana berikut seperti dilansir dari laman Eating Well pada Kamis (25/2).

Baca Juga

1. Konsumsi makanan nabati

Ahli Gizi berbasis di New York AS, Tamara Duker Freuman menjelaskan bahwa pola makan yang kaya akan protein nabati adalah salah satu pengaruh terkuat untuk menambah keragaman dan kelimpahan mikrobioma usus. Alasannya karena tumbuhan mengandung serat yang bisa mendorong pertumbuhan bakteri baik.

Gandum, kacang-kacangan, kacang mete, kembang kol, dan ubi jalar merupakan salah satu dari sekian makanan yang mengandung serat baik bagi usus.

2. Kurangi lemak jenuh

Mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh tidak hanya baik untuk jantung, namun juga melindungi dari mikroba usus yang tidak sehat yang berkontribusi terhadap resistensi insulin.

Bagaimana itu terjadi? Ketika Anda mengonsumsi steak atau burger, lemak jenuhnya akan mendorong penyerapan senyawa yang disebut endotoksin dari usus. Dalam aliran darah, endotoksin berinteraksi dengan sel untuk menciptakan peradangan yang dapat merusak reseptor insulin, yang pada akhirnya meningkatkan resistensi insulin. Bagi penderita diabetes, ini bisa sangat bermasalah.

“Bagi banyak orang, jumlah bakteri usus yang menghasilkan endotoksin cukup rendah sehingga tidak menjadi masalah. Tapi pada orang dengan diabetes tipe 2, produsen endotoksin bisa tumbuh berlebihan dan bahkan bisa menjadi bakteri paling dominan di usus,” kata Liping Zhao, Ketua Mikrobiologi Terapan Eveleigh-Fenton di Rutgers University.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement