Kamis 25 Feb 2021 17:01 WIB

India-Pakistan Sepakat Setop Baku Tembak di Kashmir

Gencatan senjata bertujuan untuk mengurangi ketegangan bagi warga sipil.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Mahasiswa Pakistan membakar poster Perdana Menteri India Narendra Modi menentang pencabutan status otonomi Kashmir di Lahore, Pakistan, Rabu (7/8).
Foto: AP Photo/K.M. Chaudary
Mahasiswa Pakistan membakar poster Perdana Menteri India Narendra Modi menentang pencabutan status otonomi Kashmir di Lahore, Pakistan, Rabu (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, NEWDELHI -- Militer India dan Pakistan sepakat untuk menghentikan baku tembak di wilayah sengketa di Kashmir. Beberapa bulan terakhir baku tembak lintas batas yang menewaskan atau melukai warga kerap terjadi.

"Demi mencapai mencapai perdamaian berkelanjutan dan bermanfaat bagi kedua belah pihak di perbatasan kedua Director-General of Military Operations (DGsMO) sepakat untuk mengatasi masalah dan keprihatinan satu sama lainnya yang mengganggu perdamaian dan mengarah pada kekerasan," kata pernyataan gabungan militer kedua negara, Kamis (25/2).

Baca Juga

Sejak 2003, dua kekuatan nuklir yang bertetangga itu sudah menandatangani kesepakatan gencatan senjata di garis perbatasan Line of Control (LoC). Tapi kesepakatan tersebut dilanggar dalam beberapa tahun terakhir.

Salah seorang pejabat di New Delhi mengatakan gencatan senjata bertujuan untuk mengurangi ketegangan bagi warga sipil yang tinggal di sepanjang perbatasan. Warga sekitar kerap menjadi baku tembak tentara kedua negara. "Kami sangat optimistis tingkat kekerasan dan ketegangan di sepanjang LoC akan turun," kata pejabat yang menolak namanya disebutkan.

Namun India tidak mengurangi jumlah pasukan dan senjata yang dikerahkan di LoC. Pemerintah India mengatakan pengerahan pasukan besar-besaran itu bertujuan untuk menghentikan infiltrasi atau operasi pemberontakan di lembah Kashmir.

Di tengah lonjakan kasus infeksi virus Corona pada musim panas tahun lalu. Pasukan India dan Pakistan terjebak di pertempuran lintas batas yang paling intensif dalam dua tahun terakhir.

Kashmir kerap menjadi titik perselisihan dua negara bertetangga tersebut. Tetapi ketegangan semakin buruk usai New Delhi mencabut status otonomi daerah Kashmir yang dikuasai India pada bulan Agustus lalu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement