Kamis 25 Feb 2021 09:22 WIB

Kemenag Kembangkan Madrasah Digital

Model madrasah digital juga akan dimanfaatkan dengan narasumber dari Al Azhar Kairo

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Orang tua bersama anaknya memantau rapor digital semester satu Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kediri di rumahnya, di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (23/12/2020). Aplikasi raport digital berbasis Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) tersebut dapat diakses oleh orang tua siswa tanpa harus mengambil rapor ke sekola guna mengantisipasi penyebaran COVID-19.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Orang tua bersama anaknya memantau rapor digital semester satu Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kediri di rumahnya, di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (23/12/2020). Aplikasi raport digital berbasis Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) tersebut dapat diakses oleh orang tua siswa tanpa harus mengambil rapor ke sekola guna mengantisipasi penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) mulai mengembangkan madrasah digital untuk mengoptimalkan pembelajaran daring. Metode pembelajaran online sangat dibutuhkan terutama selama pandemi.

Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Muhammad Zain, mengatakan program pelatihan untuk guru ini dikembangkan dengan mengoptimalkan media televisi berbasis android. "Piloting project tahun ini sudah mulai dilakukan. Kami telah mencoba melakukan pelatihan untuk guru MTsN 41 Jakarta Al Azhar Asy-Syarif," ujar M Zain dalam keterangan yang didapat Republika, Kamis (25/2).

Menurut dia, madrasah digital yang dikembangkan Kemenag adalah madrasah yang menyelenggarakan pengelolaan pendidikan menggunakan aplikasi digital. Dalam konsep tersebut, perangkat digital bukanlah tujuan, melainkan alat bantu penunjang efektifitas dan efisiensi.

Salah satu caranya, kata M Zain, dengan melakukan konektivitas melalui telepon genggam, laptop dengan TV Android menggunakan aplikasi AppMirror (Android dan Laptop), screen mirroring (phone/ipad), google home dan chrome cast

Ia juga menyebut, berbagai usaha ini merupakan bagian upaya Kemenag untuk mendukung dan menerjemahkan program digitalisasi madrasah yang dicanangkan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam."Dirjen Pendis selama ini terus mendorong pentingnya digital culture, budaya digital, bagi peningkatan kualitas pembelajaran bagi guru-guru madrasah," lanjut dia.

Baca juga : Pangkas Cuti Bersama, Luhut: Kita tak Mau Libur Panjang Lagi

Dengan pendekatan digital ini, selama pandemi guru bisa mengajar di kelas, sementara siswa tetap dari rumah. Penggunaan sarana televisi juga memungkinkan siswa dapat melihat suasana kelas secara lebih luas.

Dengan kondisi di atas, M Zain mengharapkan dapat mengurangi kerinduan para siswa terhadap ruang belajar di madrasah."Ini juga sejalan dengan arahan Menko PMK, agar guru mengajar di sekolah, siswa tetap belajar dari rumah," kata dia.

MTs-N 41 Al Azhar Asy Syarif  dipilih sebagai model piloting karena model madrasah digital ini juga akan dimanfaatkan dalam pembelajaran daring dengan narasumber dari Al Azhar, Kairo."Kami harap pendekatan ini efektif. Nantinya, setelah pandemi usai, sarana pembelajaran yang ada tetap bisa digunakan. Jika kondisi sudah normal, para siswa bisa belajar dari sekolah, guru bisa dari lokasi mana saja," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement