Kamis 25 Feb 2021 01:30 WIB

Pemprov DKI Dorong Digitalisasi Kawasan Parkir

Asosiasi pengelola parkir mendukung upaya digitalisasi pelayanan.

Pengendara mobil saat mengambil tiket parkir di area parkiran IRTI, Monas, Jakarta, Rabu (9/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pengendara mobil saat mengambil tiket parkir di area parkiran IRTI, Monas, Jakarta, Rabu (9/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendukung adanya optimalisasi proses digitalisasi kawasan parkir untuk memudahkan layanan kepada masyarakat. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, salah satu dukungan digitalisasi kawasan parkir di ibu kota telah dilakukan dalam bentuk aplikasi bernama Jakparkir yang saat ini dalam proses uji coba.

"Dengan menggunakan aplikasi Jakparkir, pengguna jasa parkir dapat memesan slot satuan ruang parkir yang tersedia di ruas jalan yang akan dikunjungi," kata Ariza dalam webinar di Jakarta, Rabu (24/2). 

Ia mengatakan, dengan adanya digitalisasi perparkiran, pengelola bisa memastikan laporan yang diterima sesuai dengan jumlah kendaraan yang menggunakan lahan parkir. Dari sisi transparansi, menurut dia, aplikasi yang sedang dalam proses ujicoba di Jalan Mangga Besar, Jalan Denpasar dan Jalan Boulevard Kelapa Gading ini lebih baik karena setiap laporan transaksi dapat tercatat dan bisa dipantau secara real time.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Parkir Indonesia (Aspeparindo) Irfan Januar menyampaikan, salah satu keunggulan pembayaran nontunai adalah mampu menekan adanya kebocoran, sehingga pihaknya mendukung langkah digitalisasi. Ia pun berharap para pemangku kepentingan terus melakukan perbaikan terkait sistem pembayaran nontunai. 

Ia mengharapkan perbankan dapat mempercepat proses perpindahan dana dari pengguna jasa parkir yang menggunakan uang elektronik. Selama ini, kata dia, dana parkir yang dibayarkan konsumen tidak langsung masuk ke rekening perusahaan, melainkan harus terlebih dulu masuk ke bank terkait.

"Yang jadi masalah, setiap bulan harus melakukan rekonsiliasi dan di tahap rekonsiliasi ini suka ada ketidakcocokan data. Saran kami, ketika konsumen melakukan pembayaran, dananya bisa langsung masuk ke rekening perusahaan. Intinya dipercepat," katanya.

Dalam kesempatan ini, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan ada tiga bentuk dukungan yang bisa diberikan perbankan dalam mendukung digitalisasi perpakiran di Indonesia, yaitu menjadi acquiring bank partner, cash management partner, dan business partner integrator.

Terkait peran sebagai acquiring bank bagi pengelola, Thomas mengatakan Bank Mandiri bisa menerima pembayaran dari berbagai macam metode pembayaran, mulai dari kartu uang elektronik Mandiri e-Money, pembayaran berbasis server seperti Link Aja, QRIS online/offline, hingga kartu debit dan kredit.

"Intinya, banyak sekali metode pembayaran yang bisa kita proses. Ini memberi keleluasaan bagi nasabah untuk memilih metode pembayaran," katanya.

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement