Rabu 24 Feb 2021 23:26 WIB

Pemprov Jabar Perketat Pengawasan Distribusi Vaksin COVID-19

Pemprov Jabar perketat pengawasan untuk jaga mutu vaksin Covid-19

Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 Sinovac ke pedagang di Pasar Melong, Kota Cimahi, Rabu (24/2). Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan distribusi vaksin COVID-19 ke kabupaten/kota mendapat pengawasan ketat, tujuannya supaya mutu vaksin tetap terjaga sampai digunakan masyarakat.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Vaksinator menyuntikkan vaksin Covid-19 Sinovac ke pedagang di Pasar Melong, Kota Cimahi, Rabu (24/2). Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan distribusi vaksin COVID-19 ke kabupaten/kota mendapat pengawasan ketat, tujuannya supaya mutu vaksin tetap terjaga sampai digunakan masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan distribusi vaksin COVID-19 ke kabupaten/kota mendapat pengawasan ketat, tujuannya supaya mutu vaksin tetap terjaga sampai digunakan masyarakat.

Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Jabar Marion Siagian di Bandung, Rabu menyampaikan pihaknya baru menerima vaksin COVID-19 pada Senin (22/2). Jumlah vaksin COVID-19 yang diterima Pemda Provinsi Jabar sebanyak 127.070 vial dengan ekuivalen 1 vial 9 dosis. 

Saat ini, vaksin tersebut sedang didistribusikan ke kabupaten/kota."Vaksin sudah sampai di Gudang Farmasi Provinsi. Pendistribusian ke 27 kabupaten/kota masih dilakukan," kata Marion.

Pendistribusian vaksin COVID-19 dari Provinsi Jabar ke 27 daerah dilakukan sesuai standar prosedur operasional (SOP) Kementerian Kesehatan serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Marion mengatakan, rantai dingin menjadi fokus utama dalam pendistribusian. 

Vaksin COVID-19 didistribusikan menggunakan kendaraan berpendingin cold box atau vaccine carrier."Pengamanan dan distribusi sudah terkoordinasi dengan Polri dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang membantu distribusi ke kabupaten/kota," tuturnya.

Jumlah sasaran vaksinasi tahap II di Jabar sekitar 6,6 juta orang. Rinciannya, ada 4.403.984 lansia yang jadi target, sementara petugas publik 2.195.215 orang.

Marion menjelaskan, dalam vaksinasi tahap II, Sumber Daya Kesehatan (SDM) Kesehatan yang belum jalani vaksinasi dan lansia menjadi sasaran utama. Setelah itu, baru pelayan publik.

"Prioritas SDM Kesehatan yang belum disuntik vaksin, lalu lansia dan pelayan publik. Semua sasaran akan divaksin, namun menunggu giliran disesuaikan dengan ketersediaan vaksin," ujarnya.

Selain memastikan mutu vaksin COVID-19 terjaga selama pendistribusian, tempat pelayanan vaksinasi di kabupaten/kota sudah disiapkan. Pun demikian dengan tenaga vaksinator terlatih.

"Faskes pelaksana vaksinasi sudah siap, begitu juga vaksinator di lapangan. Kabupaten/kota sudah membuat perencanaan untuk vaksinasi massal di daerah masing-masing," kata Marion.

Vaksinasi massal digelar untuk memperluas cakupan sasaran dan mempercepat penyuntikan vaksin. Selain itu, Marion mengatakan bahwa skenario penyuntikan vaksin COVID-19 di daerah terdampak banjir sudah disiapkan.

"Vaksinasi di daerah banjir tetap dilaksanakan dengan membuat strategi memindahkan tempat pelayanan ke faskes yang tidak terdampak banjir atau dilakukan di tempat pengungsian dengan pengawasan tim medis yang kompeten," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement