Rabu 24 Feb 2021 21:51 WIB

Mahasiswa UNY Kembangkan Sabun Herbal Berbahan Minyak Kelapa

Saat ini prosuk sampingan pengolahan minyak kelapa yang masih sedikit termanfaatkan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Sabun batangan (ilustrasi).
Foto: wkp.maluke.com
Sabun batangan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi produsen kelapa terbesar dunia. Namun, banyak produsen mengeluhkan produksinya karena menciptakan permasalahan yaitu produk sampingan pengolahan minyak kelapa yang masih sedikit termanfaatkan.

Produk sampingan tidak dapat dikonsumsi bila tidak diolah membuat pencemaran terutama lingkungan produksi baik air atau udara yang disebabkan zat kimia dan aroma menyengat yang dihasilkan, sehingga saat ini produk sampingan hanya terkumpul menjadi limbah.

Baca Juga

Dari ini, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merekayasanya jadi sabun antibakteri. Ada Khoir Nur (Manajemen), Larasati Nindya (Biologi), Naufal Majid (Kimia), Nur Mahsun (Bhs Inggris), Lolita Paramesti (Komunikasi), Arif Oktavia (Fisika) dan Bagas Isdiyantara (Biologi).

Khoir mengatakan, banyak penelitian sudah menemukan limbah pemurnian minyak kelapa mengandung beberapa zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Hasil pemurnian itu bisa digunakan sebagai campuran seperti ke bahan makanan, produk kesehatan dan kosmetik.

"Bahkan, bisa digunakan sebagai bahan utama pembuatan sabun," kata Nur, Rabu (24/2).

Industri pembuat sabun umumnya membuat sabun dari campuran minyak dan lemak berbeda. Namun, minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa, sehingga sangat bagus diolah menjadi sabun.

Larasati menuturkan, mereka menambahkan ekstrak daun patikan kebo (Euphorbia Hirta) yang mengandung senyawa kimia seperti tanin, saponin, dan flavonoid. Ada pula senyawa aktif seperti alkaloid dan polifenol,

"Yang memiliki sifat anti-inflamasi, antiseptik, antibakteri dan antifungal," ujar Larasati.

Naufal mengungkapkan, produk yang mereka kembangkan diberi nama Nuthea. Bahan yang digunakan yaitu hasil sampingan pemurnian minyak kelapa, patikan kebo, NaOH, essential oil, minyak kelapa sawit, minyak zaitun, aquades dan etanol 96 persen.

Proses pembuatannya terdiri dua tahap yaitu produksi ekstrak daun patikan kebo, lalu pembuatan sabun herbal. Pembuatan ekstrak Euphorbia Hirta terdiri dari dua kilogram serbuk daun patikan kebo dimaserasi memakai 500 ml etanol 96 persen selama dua hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement