Rabu 24 Feb 2021 18:16 WIB

Apakah Minuman Anggur Diproduksi di Sisilia Era Islam?  

Temuan arkeologis mengungkap keberadaan produksi Anggur di Sisilia

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Temuan arkeologis mengungkap keberadaan produksi Anggur di Sisilia. Ilustrasi minuman anggur
Foto: Antara/R. Rekotomo
Temuan arkeologis mengungkap keberadaan produksi Anggur di Sisilia. Ilustrasi minuman anggur

REPUBLIKA.CO.ID, SISILIA – Majalah Cosmos melaporkan bahwa residu anggur telah terdeteksi di wadah Abad Pertengahan yang digali di Pulau Sisilia, Italia. Wadah itu menunjukkan bahwa anggur diproduksi di pulau itu selama periode Islam.

Lea Drieu dari University of York di Inggris mengatakan, analisis residu dalam wadah mendeteksi molekul yang sangat mirip dengan yang diproduksi oleh pembuat anggur modern. Sebagaimana diketahui pembuat anggur modern menggunakan wadah keramik untuk memfermentasi anggur.

Baca Juga

"Kami harus mengembangkan beberapa teknik analisis kimia baru untuk menentukan bahwa itu adalah jejak anggur yang kami lihat dan bukan jenis buah lain,” kata Drieu, dilansir dari laman Archaeology, Rabu (24/2). 

Seorang arkeolog, Martin Carver menjelaskan, Muslim yang menduduki Sisilia pada abad kesembilan diperkirakan telah memproduksi dan mengekspor anggur untuk meningkatkan perdagangan. Karena mengonsumsi alkohol tidak memainkan peran utama dalam kehidupan budaya Islam. Industri anggur akhirnya menjadi elemen inti dari kesuksesan mereka," kata Martin Carver. 

Anggota tim, Oliver Craig, menyampaikan Amphora sejenis wadah keramik berbentuk vas serupa telah ditemukan di Sardinia dan Pisa. Tes baru untuk produk anggur dalam wadah keramik dapat membantu peneliti menyelidiki produksi anggur di seluruh wilayah Mediterania.

Untuk diketahui, Sisilia adalah sebuah daerah otonomi Italia dan pulau terbesar di Laut Tengah. Sisilia pernah berada dalam kekuasaan Muslim pada abad kesembilan. Sisilia dan beberapa wilayah di Semenanjung Italia menjadi bagian kekuasaan masyarakat Muslim sekitar 828 Masehi.

Sumber: archaeology

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement