Rabu 24 Feb 2021 11:33 WIB

Makanan Tinggi Gula Fruktosa Ganggu Kekebalan Tubuh

Penelitian di Inggris menyebut walau belum diketahui, fruktosa ganggu kekebalan tubuh

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Fruktosa ada dalam makanan olahan maupun minuman ringan. Menurut penelitian terbaru dari University of Bristol dan Francis Crick Institute di London, mengkonsumsi makanan tinggi gula frukosa dapat ganggu sistem kekebalan tubuh. Tetapi, para peneliti termasuk ilmuan Swansea berpendapat, sejauh ini, sebagian cara dari proses tersebut memang belum diketahui.
Fruktosa ada dalam makanan olahan maupun minuman ringan. Menurut penelitian terbaru dari University of Bristol dan Francis Crick Institute di London, mengkonsumsi makanan tinggi gula frukosa dapat ganggu sistem kekebalan tubuh. Tetapi, para peneliti termasuk ilmuan Swansea berpendapat, sejauh ini, sebagian cara dari proses tersebut memang belum diketahui.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA — Menurut penelitian terbaru dari University of Bristol dan Francis Crick Institute di London, mengkonsumsi makanan tinggi gula fruktosa dapat ganggu sistem kekebalan tubuh. Tetapi, para peneliti termasuk ilmuan Swansea berpendapat, sejauh ini, sebagian cara dari proses tersebut memang belum diketahui.

Lebih lanjut, dalam studi yang mereka terbitkan di jurnal Nature Communications dijelaskan, fruktosa menyebabkan sistem kekebalan menjadi meradang, dan proses itu menghasilkan lebih banyak molekul reaktif yang terkait dengan peradangan. 

Peradangan semacam ini, dapat terus merusak sel dan jaringan serta menyebabkan organ hingga sistem tubuh tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal itu, dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit. 

Dr Nick Jones, dari Sekolah Kedokteran Universitas Swansea, mengatakan, penelitian tentang berbagai komponen makanan memang dapat membantu untuk memahami kontribusi terhadap peradangan dan penyakit. Terlebih, apa yang bisa dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.

"Penelitian kami menarik, karena membawa kami selangkah lebih maju untuk memahami mengapa beberapa diet dapat menyebabkan kesehatan yang buruk." ujar Emma Vincent dari Sekolah Kedokteran Bristol, dikutip dari news medical Selasa (23/2).

Penelitian ini juga melibatkan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana fruktosa bisa dikaitkan dengan diabetes dan obesitas. Mengingat, karena peradangan tingkat rendah sering dikaitkan dengan obesitas. 

Dikatakan, fruktosa biasanya ditemukan dalam minuman manis, permen, dan makanan olahan, dan digunakan secara luas dalam produksi makanan. Hal ini biasanya dikaitkan dengan obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit hati berlemak non-alkohol, dan asupannya telah meningkat secara substansial di seluruh negara maju dalam beberapa tahun terakhir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement