Selasa 23 Feb 2021 19:31 WIB

Kiamat Bagi Casin dari Tembok Rumah Dino Pati Djalal

Tembok rumah Dino yang ambrol menimpa beberapa rumah di bawahnya.

Reruntuhan puing serta matrial tembok rumah yang longsor sehingga menutupi anak kali di Kawasan Kemang Timur 11, Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Perapatan, Jakarta, Ahad (21/2). Longsor yang menimpa lima rumah tersebut diakibatkan oleh tingginya intesnsitas hujan pada Sabtu (20/2) dini hari. Tidak ada korban jiwa dalam persitiwa tersebut, namun warga membutuhkan bantuan alat berat untuk mempercepat proses evakuasi reruntuhan puing serta matrial longsor.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika
Reruntuhan puing serta matrial tembok rumah yang longsor sehingga menutupi anak kali di Kawasan Kemang Timur 11, Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Perapatan, Jakarta, Ahad (21/2). Longsor yang menimpa lima rumah tersebut diakibatkan oleh tingginya intesnsitas hujan pada Sabtu (20/2) dini hari. Tidak ada korban jiwa dalam persitiwa tersebut, namun warga membutuhkan bantuan alat berat untuk mempercepat proses evakuasi reruntuhan puing serta matrial longsor.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febryan A

Tengah malam itu, Casin merasa melihat kiamat. Perempuan tua itu menyaksikan langsung runtuhnya tembok pembatas dari kawasan perumahan di atas tebing. Ia pun berjalan tergopoh-gopoh usai rumah kontrakannya ringsek tertimpa.

Baca Juga

"Saya lihat tembok dari rumah kaca di atas tebing itu rubuh. Grrruruk bunyinya. Itu saya kayak kerasa kiamat itu. Saya teriak dan nangis sama anak," kata Casin menceritakan ulang peristiwa yang terjadi usai hujan berlangsung selama dua jam malam itu.

Peristiwa itu terjadi di Kelurahan Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada Jumat (19/2) sekitar pukul 23.30. Tembok yang runtuh merupakan dinding pembatas area belakang sebuah rumah di Kavling Melati.

Rumah bertingkat dengan desain minimalis, yang dilengkapi dua kolam renang itu, lokasinya persis di atas sebuah tebing setinggi 15 meter. Belakangan diketahui, tembok itu adalah pembatas rumah milik keluarga Dino Patti Djalal, eks Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia.

Tembok roboh yang tingginya sekitar delapan meter dan membentang sepanjang 50 meter itu menimpa dua rumah warga di pemukiman padat penduduk di Gang Melati, Jalan Kemang Timur XI, tepatnya di RT 10 dan RT 12, RW 3, Kelurahan Bangka. Materialnya turut menimpa sungai kecil di samping pemukiman itu. Luapan sungai pun menggenangi rumah warga dengan ketinggian dua meter lebih.

Sebelum tembok itu runtuh, hujan memang sudah membanjiri rumah warga di sana dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter (cm). Seperti sebelum-sebelumnya, Casin memilih untuk mengungsi ke rumah menantunya. Saat itulah dia melihat peristiwa runtuhnya tembok tinggi tersebut.

Usai melihat kejadian yang ia sebut bak kiamat itu, Casin dan seorang anak gadisnya segera dievakuasi oleh sejumlah warga. Perempuan 61 tahun itu berjalan tergopoh-gopoh dalam genangan yang sudah setinggi dada.

"Saya ngerasa setengah mimpi malam itu. Saya ngontrak di sana sudah 21 tahun, baru kali kejadian tembok roboh," kata Casin di rumah menantunya yang tak jauh dari lokasi kejadian, Senin (22/2).

Casin mengaku tak sempat menyelamatkan barang-barang dan berkas-berkasnya malam itu. Yang berhasil terbawa hanya KTP dan selembar baju. Sisanya terendam. "Saya pengennya ada ganti rugi dari yang punya tembok," ujar dia dengan tatapan sendu.

Gunawan (42 tahun), tetangga sebelah rumah Casin, mengatakan, dirinya turut membantu mengevakuasi perempuan tua itu. Dia menolong Casin usai mengevakuasi istri dan empat anaknya.

Setelah itu, Gunawan segera menelpon pihak PLN agar mematikan aliran listrik. Sebab, tembok itu turut menghantam kabel listrik. Kabelnya pun menjuntai ke bawah. Jika dibiarkan tetap hidup, alirannya berpotensi mencelakai warga.

Malam Gunawan dan Casin berlalu di rumah para tetangga. Air masih menggenangi rumah mereka setinggi dua meter lebih dini hari itu.

Setelah pagi datang, Gunawan juga belum bisa memasuki rumahnya. Air masih menggenang seleher orang dewasa. Gunawan pun berinisiatif untuk segera meminta pertanggungjawaban pemilik rumah yang temboknya roboh itu.

Ia juga sempat mencegah warga yang geram hendak mendemo rumah milik Dino Patti Djalal itu. Akhirnya warga menyerahkan persoalan ganti rugi kepada Gunawan.

"Warga sudah sepakat. Apabila yang punya rumah tidak mengganti rugi tapi nekat membangun kembali tembok, kita akan robohkan," kata Gunawan.

Solihin, Ketua RT 10, mengatakan, banjir akibat luapan sungai kecil atau (PHB) itu membuat sekitar 50 rumah di wilayahnya terendam banjir. Terdapat pula dua rumah yang tertimpa material tembok. Beruntung, tak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Selatan, Mustajab, mengatakan, tembok itu roboh karena tingginya curah hujan yang membasahi lereng tebing itu. Ditambah lagi adanya sumur resapan di lereng tebing itu. Selain itu, tembok dibangun juga terlalu tegak.

"Dengan kondisi seperti itu, kalau tebingnya jenuh atau basah, itu cuma tinggal nunggu beban di atasnya. Udah pasti ambruk," ujar Mustajab, Selasa.

Hingga Selasa siang, kata dia, petugas gabungan masih berupaya mengangkat material tembok yang menutup saluran air. Air pun sudah perlahan surut.

Dino Patti Djalal mengakui bahwa rumah yang temboknya roboh itu adalah milik keluarganya. "Iya (rumah yang temboknya roboh itu) milik keluarga saya," kata Dino ketika dikonfirmasi Republika, Selasa (23/2).

Dino mengatakan, keluarganya akan membiayai perbaikan rumah warga yang tertimpa tembok. Namun, ia belum bisa memastikan soal ganti rugi terhadap warga lain yang terdampak banjir.

"Perhatian sekarang adalah kepada keluarga atau rumah yang terdampak langsung terlebih dahulu. Lewat dari itu, kita akan data dulu kerugian yang dimaksud," kata Dino.

Dino menekankan, robohnya tembok itu merupakan sebuah musibah akibat bencana alam. Runtuhnya tembok itu memang terjadi usai hujan deras melanda wilayah itu selama dua jam lebih.

Dino diketahui telah mengunjungi warga terdampak pada Selasa siang. Ia pun kembali memastikan akan memperbaiki rumah terdampak reruntuhan tembok. "Yang penting (sekarang), antar warga saling menolong," kata dia.

Camat Mampang Prapatan, Djaharuddin, mengatakan, pihak kelurahan memang sudah mempertemukan Dino dengan perwakilan warga terdampak pada Selasa pagi. Pihak Dino telah sepakat untuk memperbaiki rumah yang terdampak langsung runtuhan tembok.

Selain meminta ganti rugi, Casin berharap kejadian seperti itu tak terulang. Ia berharap pemilik rumah membangun tembok yang lebih aman atau tidak usah sama sekali. Perempuan tua itu tak ingin merasa melihat kiamat lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement