Selasa 23 Feb 2021 06:53 WIB

WHO Minta Negara Kaya Hormati Skema COVAX

Negara kaya agar ikut melakukan kampanye bahwa vaksin bukan untuk mereka saja

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Andi Nur Aminah
Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus
Foto: AP
Direktur Jenderal World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta kepada negara-negara kaya agar menghormati skema COVAX dalam mendistribusikan vaksin Covid-19. Dia mengatakan, pendekatan beberapa negara kaya kepada produsen untuk mendapatkan lebih banyak vaksin telah memengaruhi kesepakatan dalam skema COVAX.

"Bahkan jumlah yang dialokasikan untuk COVAX berkurang karena ini. Kita perlu bekerja sama dalam menghormati kesepakatan COVAX dan memastikan bahwa permintaan vaksin mereka tidak merusak kesepakatan itu," ujar Tedros, dilansir Aljazirah, Selasa (23/2).

Baca Juga

Sebelumnya, Tedros telah memeringatkan bahwa dunia akan menghadapi "bencana kegagalan moral" jika vaksin Covid-19 tidak didistribusikan secara adil. Di sisi lain, Tedros memahami bahwa ada tekanan politik yang dihadapi para pemimpin di negara-negara berpenghasilan tinggi. 

Tedros mengimbau kepada negara-negara kaya agar mereka melakukan kampanye bahwa vaksinasi Covid-19 bukan untuk negara mereka sendiri, namun bagi seluruh dunia. Apabila distribusi vaksin tidak merata, maka tidak menutup kemungkinan negara-negara yang tertinggal dalam vaksinasi dapat menjadi tempat berkembang biak untuk varian baru virus korona.

“Jika virus ini tidak dikalahkan di mana-mana, kita tidak bisa mengalahkannya secara global. Ini akan memiliki tempat berlindung yang aman di suatu tempat dan dapat menyerang balik,” kata Tedros.

Tedros menggarisbawahi pentingnya meningkatkan produksi vaksin. Dengan demikian, vaksin dapat didistribusikan ke seluruh negara di dunia, baik negara miskin maupun berkembang. 

Negara-negara Eropa telah memberikan dukungan finansial untuk skema COVAX yang didukung PBB, yang bertujuan untuk memberikan vaksin kepada orang-orang paling rentan di dunia. Pada Jumat (19/2), para pemimpin kekuatan industri besar dunia sepakat akan mempercepat pengembangan dan penyebaran vaksin global. Mereka juga mendukung distribusi vaksin yang menjangkau semua kalangan dan adil.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam beberapa hari terakhir, telah meminta negara-negara kaya untuk menyumbangkan 4-5 persen dari stok vaksin mereka ke negara-negara berkembang di Afrika secepat mungkin. Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara adalah salah satu wilayah di mana pihak berwenang menghadapi tekanan atas upaya vaksinasi yang lambat. Uni Eropa mendapatkan kesepakatan minggu lalu untuk jutaan vaksin tambahan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement