Selasa 23 Feb 2021 02:10 WIB

Risiko Covid-19 Israel Turun 95,8 persen Usai Vaksinasi

Israel menjadi studi terbesar di dunia nyata tentang vaksin Pfizer.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang pria Israel menerima vaksin COVID-19 Pfizer di sebuah drive di pusat vaksinasi di kota Haifa, Israel utara, Kamis, 7 Januari 2021
Foto: AP/Sebastian Scheiner
Seorang pria Israel menerima vaksin COVID-19 Pfizer di sebuah drive di pusat vaksinasi di kota Haifa, Israel utara, Kamis, 7 Januari 2021

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM - Risiko penyakit akibat COVID-19 di Israel turun 95,8 persen di antara orang-orang yang menerima dua suntikan vaksin Pfizer. Kementerian Kesehatan Israel mengatakan vaksin itu juga 98 persen efektif dalam mencegah demam atau masalah pernapasan dan 98,9 persen efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian.

Penemuan ini didasarkan pada data yang dikumpulkan secara nasional hingga 13 Februari dari warga Israel yang telah menerima suntikan kedua setidaknya dua pekan sebelumnya. Menurut situs web Kementerian Kesehatan, sekitar 1,7 juta orang telah diberikan suntikan kedua pada 30 Januari, sehingga mereka memenuhi syarat untuk dilibatkan.

Baca Juga

Upaya vaksinasi ambisius Israel telah menjadikannya studi terbesar di dunia nyata tentang vaksin Pfizer. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Sabtu (20/2) bahwa dia mengharapkan 95 persen orang Israel berusia 50 ke atas akan divaksinasi dalam dua minggu ke depan.

Laporan sebelumnya dari penyedia layanan kesehatan individu juga menunjukkan hasil positif, mendorong Israel untuk menghapus pembatasan ekonomi setelah berminggu-minggu lockdown. Pada hari Ahad, sekolah dan banyak toko akan diizinkan untuk buka kembali.

Kementerian Kesehatan Israel juga telah meluncurkan aplikasi "Green Pass", yang ditautkan ke file medis pribadi. Green Pass dapat ditunjukkan oleh orang-orang yang telah diinokulasi penuh atau dianggap kebal setelah pulih dari COVID-19 untuk tinggal di hotel atau menghadiri acara budaya atau olahraga.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement