Senin 22 Feb 2021 14:31 WIB

10 Ribu Ahli Turki Jalankan Program Luar Angkasa

Erdogan mengumumkan rencana Turki mendarat di bulan pada 2023.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
10 Ribu Ahli Turki Jalankan Program Luar Angkasa. Paparan waktu tiga menit menunjukkan peluncuran SpaceX Falcon 9 dari Kompleks Peluncuran Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral 40, Kamis, 7 Januari 2021 di Port Canaveral, Florida. Roket tersebut membawa satelit Turksat 5A untuk Turki.
Foto: Malcolm Denenark/Florida Today via AP
10 Ribu Ahli Turki Jalankan Program Luar Angkasa. Paparan waktu tiga menit menunjukkan peluncuran SpaceX Falcon 9 dari Kompleks Peluncuran Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral 40, Kamis, 7 Januari 2021 di Port Canaveral, Florida. Roket tersebut membawa satelit Turksat 5A untuk Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kepala Badan Antariksa Turki (TUA) Huseyin Yildirim mengatakan Turki memiliki 10 ribu ahli dalam 10 tahun untuk mencapai tujuan Program Luar Angkasa Nasional Turki. Dia mengaku sejumlah negara telah mengajak Turki untuk melaksanakan proyek bersama.

Namun, kekurangan personel yang memenuhi syarat menjadi alasan kegagalan itu. Turki telah mengalokasikan dana untuk badan tersebut sebanyak 5,46 juta dolar Amerika.

Baca Juga

Sementara dana tambahan yang disediakan oleh beberapa lembaga lain totalnya bisa mencapai sekitar 50 juta dolar AS per tahun. Saat ini, perusahaan Delta V tengah mengerjakan pembangunan roket hibrida nasional yang akan diluncurkan sebagai bagian dari misi ke bulan.

Dalam konferensi pers pada awal Februari, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan rencana Turki mendarat di bulan pada 2023. “Tujuan pertama kami adalah mendarat di bulan pada 2023, peringatan 100 tahun Republik Turki. Saya yakin para insinyur Turki akan berhasil menjalankan misi ini,” kata Erdogan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement