Senin 22 Feb 2021 00:06 WIB

Skotlandia Tolak Longgarkan Aturan Penutupan Perbatasan

Sementara Inggris memilih membuka perbatasan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Skotlandia Tolak Longgarkan Aturan Penutupan Perbatasan (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE / ROBERT PERRY
Skotlandia Tolak Longgarkan Aturan Penutupan Perbatasan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,EDINBURGH -- Wakil Menteri Utama Skotlandia, John Swinney, berkomitmen menolak pelonggaran aturan penutupan perbatasan dengan Inggris. Skotlandia disebut tidak mungkin menyesuaikan diri dengan keputusan Inggris.

"Perbatasan adalah jalan praktis yang harus dilintasi berkali-kali sehari untuk tujuan penting. Namun, jika kita semua mengambil langkah yang telah dirancang untuk menekan virus ke tingkat serendah mungkin, maka hal ini akan membantu menempatkan kita pada posisi terkuat untuk memastikan kita melindungi publik," kata dia dilansir di Scotsman, Ahad (21/2).

Pemerintah Skotlandia disebut akan mengumumkan versi terbaru dari kerangka strategis, yang akan merencanakan jalan keluar dari aturan penguncian maupun pelonggaran pembatasan Covid-19 secara perlahan.

Pengumuman aturan baru ini rencananya akan disampaikan bersamaan dengan aturan baru Inggris, yang disampaikan oleh Perdana Menteri Boris Johnson. Ada kemungkinan Inggris mengambil langkah mengelola penyebaran dibanding strategi menekan serendah mungkin.

Terkait perbedaan pandangan dalam kebijakan penguncian yang akan diambil Skotlandia, sementara Inggris memilih membuka perbatasan, Swinney mengatakan hal itu akan membuat Skotlandia rentan terhadap gelombang baru Covid-19.

"Bahaya dari jenis strategi (yang diambil Inggris) itu membuat Anda rentan terhadap virus yang berpotensi melarikan diri. Kami ingin menghindarinya dengan segala cara," lanjutnya.

Selama sekitar satu minggu pada periode Natal dan Tahun Baru, ia menyebut pihaknya melihat terjadi penurunan kasus Covid-19 di negara tersebut. Berdasarkan hal itu, ia berharap keberhasilan menahan penyebaran virus bisa terus dilakukan sehingga di masa depan tidak lagi ada aturan penguncian.

Swinney, yang juga sekretaris pendidikan, mengatakan keempat negara sedang mencoba untuk bekerja sama dan menyelaraskan langkah satu sama lain, utamanya dalam masalah-masalah utama. Salah satu masalah utama yang penting dibahas yaitu karantina hotal, bukan pelonggaran kuncian perbatasan.

Meski demikian, Pemerintah Skotlandia sepenuhnya  menerima dan menghormati fakta keputusan yang berbeda, yang akan diambil oleh masing-masing pemerintah.

"Tentang karantina ini penting, karena kami ingin mengambil tindakan sekuat mungkin untuk meminimalkan risiko impor virus. Kami tahu, dari musim panas lalu dan awal musim gugur, impor virus itu yang memperbesar virus di dalam negeri dan kami ingin menghindari itu dengan segala cara yang mungkin terjadi," ujar Swinney.

Dalam hal melonggarkan penguncian, ia menyebut harus diambil keputusan berdasarkan penilaian sains, bukti otentik dan penilaian mandiri tentang langkah yang tepat untuk komunitas di Skotlandia itu sendiri.

"Kami ingin kembali ke kehidupan normal secepat mungkin. Meski demikian, kami ingin memastikan telah menekan penyebaran virus ke tingkat serendah mungkin dan menahannya di posisi itu," lanjutnya.  

 

Sumber: https://www.scotsman.com/news/politics/john-swinney-refuses-to-commit-to-not-closing-scotlandengland-border-3141605

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement