Ahad 21 Feb 2021 17:55 WIB

Pemerataan Layanan Jadi Peluang Lembaga Filantropi

Lembaga filantropi harus terus memperbarui model pengelolaan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Gita Amanda
 CEO Rumah Zakat, Nur Efendi, menyadari masih ada banyak hal yang perlu terus dikembangkan dalam filantropi Islam.
Foto: Republika/Darmawan
CEO Rumah Zakat, Nur Efendi, menyadari masih ada banyak hal yang perlu terus dikembangkan dalam filantropi Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Rumah Zakat, Nur Efendi, menyadari masih ada banyak hal yang perlu terus dikembangkan dalam filantropi Islam. Misalnya terkait dengan pengumpulan yang masih diakui  masih jauh dari potensi. Padahal potensinya sangat besar.

"Karena masih banyak yang berdonasi secara langsung, tidak melalui lembaga filantropi, ini menjadi peran kita untuk selalu mengedukasi masyarakat," ucapnya kepada Republika, Ahad (21/2).

Baca Juga

Untuk itu, Nur mengungkapkan, lembaga filantropi harus terus memperbarui model pengelolaan. Misalnya, layanan filantropi harus dibuat semudah mungkin bagi masyarakat agar penghimpunan berjalan optimal. Dia mengakui, layanan filantropi saat ini belum merata. Sehingga perlu berbagai inovasi untuk memudahkan masyarakat dalam berdonasi.

"Memeratakan layanan filantropi akan menjadi peluang, karena sekarang ini masih belum merata. Maka lembaga-lembaga filantropi saat ini terus menonjolkan layanannya melalui berbagai cara seperti e-commerce, e-wallet dan juga perbankan. Ini upaya yang harus terus dioptimalkan di era digital," katanya.

Menurut Nur, pendistribusian juga tak boleh luput dari aspek yang perlu terus dimaksimalkan. Para mustahik perlu diberikan kemudahan dalam mengakses manfaat dari program yang dibentuk oleh lembaga filantropi. "Sehingga bisa memberikan gambaran bahwa filantropi Islam itu memberi dampak yang signifikan bagi masyarakat," tuturnya.

''Filantropi Islam di Indonesia secara praktik, telah dilakukan jauh sebelum kemerdekaan. Dari perorangan, komunitas, pesantren dan ormas Islam sudah melakukan praktik-praktik filantropi Islam dengan sangat baik," katanya.

Untuk saat ini, Nur melihat filantropi Islam telah berkembang melalui berbagai inovasi. Lembaga-lembaga filantropi Islam membuat inovasi dalam pengelolaan yang semakin profesional sehingga tumbuh kepercayaan masyarakat. "Apalagi secara dampak, itu betul-betul mampu dirasakan dan dilihat langsung manfaatnya," ujarnya.

Di sisi lain, Nur mengatakan, Indonesia memiliki budaya gotong-royong sehingga ini menguatkan budaya berbagi. "Di satu sisi masyarakat menjadi dermawan, yang didukung inovasi-inovasi atas pengeloalan filantropi yang terus profesional sehingga filantropi di Indonesia semakin baik dan tumbuh di Indonesia," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement