Ahad 21 Feb 2021 07:30 WIB

Alat Tes Corona Mandiri, Bisakah Jadi Peredam Pandemi?

Menteri Kesehatan Jerman menjanjikan alat tes corona mandiri pada Maret.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Soeren Stache/dpa/picture alliance
Soeren Stache/dpa/picture alliance

"Kalau masyarakat umum secara teratur melakukan tes sendiri - misalnya sebelum mengunjungi kerabat atau teman - rantai infeksi dapat diredam dengan cepat, kata Karl Lauterbach, ahli kesehatan masyarakat dari partai SPD. Dia menambahkan, alat itu "mungkin tidak mendeteksi semua kasus, tetapi hampir semua kasus yang menular" bisa terdeteksi.

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn menjanjikan, alat-alat itu akan mendapat izin dan tersedia bagi publik secara cuma-cuma pada pertengahan Maret di apotek dan tempat-tempat lain. Dia mengingatkan, sekalipun ada vaksinasi dan nantinya alat tes corona mandiri, orang masih tetap harus memakai masker dan menjaga jarak. Namun kegiatan publik bisa pelahan-lahan pulih, dengan toko-toko dan restoran bisa beroperasi kembali.

Saat ini, ada beberapa perusahaan yang sudah mendaftarkan produknya di kantor regulator obat dan alat kesehatan. Teknologi yang digunakan juga berbeda-beda.

Bagaimana cara kerja dan efektivitas tes mandiri?

Uji cepat mandiri dapat dilakukan secara individual dan independen. Uji antigen SARS-CoV-2 ini dapat dilakukan di mana saja, dan tidak memerlukan peralatan tambahan. Hasilnya tersedia dalam waktu 15 sampai 30 menit. Beberapa tes memerlukan usap oral atau hidung. Alat tes lain yang lebih baru hanya menggunakan sampel air liur.

Otoritas pengendalian dan pencegahan penyakit menular di Jerman, Robert Koch Institute (RKI), mengatakan tes ini bisa dilakukan dengan strip kertas yang mengandung antibodi dan mengaktifkan enzim. Hasil tes positif akan mengubah warna pada strip kertas itu. RKI mengatakan, tes mandiri antigen sangat cocok untuk mendeteksi jumlah virus yang tinggi atau sangat menular.

Untuk bisa disetujui oleh regulator kesehatan, alat itu harus menjamin sensitivitas lebih dari 80%, artinya alat tersebut harus bisa mendeteksi sedikitnya empat dari lima kasus infeksi. Alat tes yang disetujui juga harus bisa akurat dengan spesifisitas lebih dari 97%. Artinya, dari 100 kasus positif yang dideteksi, hanya boleh ada tiga kasus yang salah, alias 'positif palsu'.

Tes antigen memang jadi alternatif, misalnya untuk memeriksa orang yang akan masuk ke restoran. Tapi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan Jerman, yang digunakan adalah tes PCR yang lebih akurat.

Seberapa mudah tes ini bisa dilakukan?

Alat tes mandiri yang saat ini tersedia di pasar Jerman masih rumit dan hanya digunakan oleh personel terlatih. Alasannya adalah karena kesalahan dapat terjadi saat mengumpulkan sampel, sehingga hasilnya bisa salah. Selain itu, orang mungkin akan kesulitan melakukan usap mulut atau usap hidung secara benar pada dirinya sendiri.

Tetapi alat-alat jenis baru ini penggunaannya lebih mudah. Sebuah studi baru-baru ini dilakukan oleh Rumah Sakit Charité di Berlin. Orang awam disuruh melakukan tes mandiri untuk menguji kepraktisannya. 146 pasien sebelumnya mengikuti tes corona oleh personel kesehatan dengan PCR, dan 40 orang dinyatakan positif SARS-CoV-2. Sesudah itu, semuanya diminta melakukan tes mandiri dengan menggunakan usap hidung.

Dari semua yang dites positif, 91,4% dapat memastikan hasil positif itu dengan tes mandiri cepat. Sedangkan dari yang negatif, praktis seluruhnya terdeteksi negatif oleh alat tes cepat mandiri. Kesimpulannya, tes ini cukup mudah dilakukan dan cukup akurat.

Bisa meredam pandemi corona?

Pakar medis dari Jaringan Riset Pengawasan dan Pengujian Jerman menyatakan bahwa hasil tes negatif tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk mengabaikan aturan keamanan virus corona. Mereka menekankan, tindakan higienis tetap harus diperhatikan, terutama pada kelompok berisiko tinggi.

Otoritas pengawas vaksin Jerman, Paul Ehrlich Institut, mengatakan bahwa tes mandiri dapat diandalkan untuk mendeteksi infeksi ketika individu tidak atau hanya menunjukkan gejala yang lemah.

Karena alat tes cepat mandiri untuk digunakan di rumah memang belum tersedia, masih belum mungkin memprediksi bagaimana pengaruhnya pada pandemi dan kecepatan penularan. Namun makin banyak tes corona dilakukan, dan makin akurat hasilnya, sebaran penyakit makin bisa diredam.

(hp/ae)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement