Sabtu 20 Feb 2021 01:31 WIB

Dinkes DKI: Ada Perbedaan Jenis Vaksin Tahap I dengan II

vaksin Tahap II akan menggunakan multi dose yang diformulasikan Bio Farma

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meninjau pelaksanaan Vaksinasi Massal bagi tenaga kesehatan dosis pertama vaksin COVID-19 Sinovac di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar vaksinasi dengan menargetkan sebanyak 6.000 orang tenaga kesehatan yang bertugas di fasilitas kesehatan milik pemerintah dan swasta di DKI Jakarta.
Foto: SETPRES-KRIS/ANTARA
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meninjau pelaksanaan Vaksinasi Massal bagi tenaga kesehatan dosis pertama vaksin COVID-19 Sinovac di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar vaksinasi dengan menargetkan sebanyak 6.000 orang tenaga kesehatan yang bertugas di fasilitas kesehatan milik pemerintah dan swasta di DKI Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut jenis vaksin yang diberikan bagi tenaga kesehatan (nakes) pada tahap kedua ini terdapat perbedaan dari vaksin tahap pertama.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastutidi Jakarta, Jumat, mengungkapkan pada tahap pertama menggunakan single dose di mana satu vial berisi 0,5 cc untuk satu orang, sementara untuk tahap kedua menggunakan sistem multi dose.

Menurut Widyastuti, vaksin ini berbahan dasar sama, namun diformulasikan kembali oleh Bio Farma, menjadi COVID Bio dan dikemas dalam bentuk satu botol berisi 5 cc untuk 10 orang, jadi multi dose.

"Pada praktiknya bisa dipakai delapan sampai sepuluh orang," ucap Widyastuti.

Pelaksanaan vaksinasi tahap pertama dengan sasaran para tenaga kesehatan, kata Widyastuti, masih terus berlangsung. Hingga saat ini, sebanyak 90 persen telah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis pertama dan 55 persen orang telah mendapatkan dosis kedua.

Sementara sisanya yang belum mendapatkan vaksin merupakan nakes dan penunjang yang merupakan penyintas dan mempunyai komorbid.

Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 tahap dua yang ditujukan untuk lansia dan petugas pelayanan publik sendiri, sudah dimulai sejak Rabu (17/2) dengan sasaran para pedagang dan penunjang lainnya di Pasar Tanah Abang.

Provinsi DKI Jakarta ditunjuk menjadi percontohan pemberian vaksinasi di pasar, yang pada pelaksanaannya dilakukan dengan koordinasi bersama Kementerian Kesehatan, Perumda Pasar Jaya, dan komunitas di pasar.

"Jumlah sasaran yang sudah terdata berdasarkan data sensus yang diperoleh dari Perumda Pasar Jaya sebanyak 10.000 orang. Alhamdulillah pelaksanaannya berjalan lancar, tertib. Hari pertama telah dilakukan vaksin kepada 1.404 orang, hari kedua 1.412 orang. Memang tidak sesuai target harian 1.500 karena hasil screening kesehatan," ucapnya.

Untuk menghindari potensi kerumunan saat pelaksanaan vaksin, Perumda Pasar Jaya dengan berkoordinasi bersama tim petugas kesehatan, TNI, Polri, Poltekes, dan KKP, telah mengatur pembagian calon peserta vaksin berdasarkan hari, jam, dan disebar di tiga titik lokasi.

"Perumda Pasar Jaya sebelumnya telah melakukan pembagian kupon kepada para pedagang, di mana pada kupon tersebut sudah dicantumkan jam/waktu penyuntikan untuk menghindari penumpukan di lokasi penyuntikan vaksin. Pedagang bisa datang sesuai jadwal dan sesuai lokasi yang telah ditentukan," tuturnya menambahkan.

Meski telah dilakukan vaksin, ucap Widyastuti, masyarakat yang telah maupun belum divaksin harus tetap disiplin melaksanakan protokol 3M secara ketat. Vaksin merupakan salah satu upaya yang perlu dilengkapi dengan kedisiplinan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement