Jumat 19 Feb 2021 21:46 WIB

Kemungkinan 52 Paus Terdampar, dari Gempa Hingga Sonar

Sebanyak 52 paus terdampar di perairan pantai Desa Patereman, Bangkalan, Madura.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Mas Alamil Huda
Bangkai paus pilot sirip pendek terdampar di pantai di Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur, Indonesia, 19 Februari 2021. Puluhan paus pilot bersirip pendek terdampar di perairan dangkal di pulau Madura, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengumumkan .
Foto: EPA-EFE/FULLY HANDOKO
Bangkai paus pilot sirip pendek terdampar di pantai di Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur, Indonesia, 19 Februari 2021. Puluhan paus pilot bersirip pendek terdampar di perairan dangkal di pulau Madura, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengumumkan .

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Sebanyak 52 paus terdampar di perairan pantai Desa Patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura, Kamis (19/2) sore. Kemungkinan penyebab terdamparnya paus itu kini masih dalam penyelidikan.

Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II Jawa Timur, RM Wiwied Widodo, belum bisa menyebut penyebab pasti terdamparnya puluhan paus. Widodo mengaku harus melakukan penelitian dan butuh waktu untuk mengungkap penyebabnya.

"Kita dikasih waktu tiga hari, nanti kita sampaikan semua penyebabnya," ujar Widodo saat dikonfirmasi, Jumat (19/2).

Widodo menjelaskan, banyak kemungkinan yang menjadi penyebab terdamparnya puluhan paus tersebut. Apalagi paus yang terdampar jumlahnya banyak. Mencapai 52 ekor, atau merupakan satu koloni. Menurutnya, ini kejadian langka, karena biasanya jumlah paus yang terdampar masih hitungan jari.

"Kalau ada yang nakal, misalnya ada satu ekor paus minggir, lepas dari koloninya, bisa terjadi seperti di Paiton, itu hanya satu ekor. Kalau dalam satu koloni kan aneh ini. Berarti ada gangguan terhadap sonarnya," ujar Widodo.

Widodo mengatakan, paus merupakan mamalia yang memiliki sonar atau alat navigasi. Ketika tidak ada gangguan pada sonarnya, maka jalur yang ditempuh seharusnya sesuai dengan rel navigasinya. "Enggak mungkin belok terus terdampar," ujarnya.

Maka dari itu, lanjut Widodo, dugaan kuatnya karena ada gangguan pada sonarnya. Gangguan yang timbul bisa disebabkan bermacam hal. Misalnya ada tekanan dari bawah patahan, seperti gempa. Atau bisa jadi karena adanya limbah yang mengganggu sonar paus tersebut.

Bisa juga karena koloni paus tersebut menemukan makanan di sekitar daerah tempat terdamparnya. Sehingga terpancing keluar dari navigasi sonarnya. Ia kembali menegaskan belum bisa menyimpulkan penyebab pastinya, karena masih harus melakukan penelitian terlebih dahulu.

"Kita ambil sampel semua sonarnya itu terjadi apa terhadap sonarnya gitu. Ini juga kita ambil sampelnya. Karena berbelok dari rel navigasinya," kata dia.

Widodo kemudian meluruskan, jumlah paus yang terdampar sebanyak 52 ekor. Dari jumlah tersebut, 49 ekor ditemukan mati, dan tiga sisanya ditemukan dalam keadaan hidup. Tiga ekor paus yang ditemukan hidup telah digiring dan dikembalikan ke laut lepas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement