Jumat 19 Feb 2021 20:46 WIB

Efektivitas Kampung Tangguh Jaya Si Gacor Tekan Covid-19

Penerapan prokes dan KTJ Si Gacor mampu menekan kasus Covid-19 di Kota Tangerang.

Rep: Eva Rianti/ Red: Erik Purnama Putra
Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah mengunjungi Kampung Tangguh Jaya Siaga Corona (KTJ-Sigacor) di Kota Tangerang, Banten, Sabtu (13/2).
Foto: Dok Pemkot Tangerang
Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah mengunjungi Kampung Tangguh Jaya Siaga Corona (KTJ-Sigacor) di Kota Tangerang, Banten, Sabtu (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, Masyarakat di wilayah RW 01 Kelurahan Gaga, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten, kini membangun pola kehidupan yang baru. Wilayah tersebut sempat menjadi zona merah Covid-19 dengan jumlah kasus terbanyak di Kecamatan Larangan.

Namun, keadaan itu kini berangsur membaik. Hal itu berkat kedisiplinan warga dalam menegakkan protokol kesehatan (prokes) setelah RW 01 Kelurahan Gaga ditetapkan sebagai Kampung Tangguh Jaya Siaga Corona (KTJ Si Gacor).  

Pengamatan Republika, Kamis (18/2), sejumlah warga di wilayah tersebut tampak sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, seperti berjualan makanan, mengecor bagian teras rumah, dan menanam sejumlah tanaman. Penerapan disiplin protokol kesehatan cukup terlihat di kampung tersebut, mulai dari mengenakan masker hingga menjaga jarak.

Tak hanya itu, aktivitas ekonomi juga cukup hidup melalui pengembangbiakan bahan pangan di lumbung warga serta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Seorang warga RW 01 Kelurahan Gaga, Sugeng (60 tahun), mengaku, warga sekitar selalu mengenakan masker saat keluar rumah sebagai antisipasi agar tidak tertular virus corona.

"Kalau saya prinsipnya sehat. Kita kan jaga-jaga dari yang enggak-enggak, ya namanya zaman kayak begini (pandemi),” ujar Sugeng yang sedang mengecor depan teras rumah tetangganya, Kamis.

Sugeng bertekad untuk disiplin dalam menerapkan prokes, lantaran tak ingin seperti tetangganya yang harus dirawat karena positif Covid-19. Dia merasa perlu menaati aturan yang ditetapkan pemerintah demi kebaikan diri sendiri. Terlebih, ia termasuk usianya cukup rawan terkena beragam penyakit.

"Pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak kan emang dari lama, ya kita taat saja. Pokoknya kita berharap sehat semua, kebal imunnya," kata Sugeng menjelaskan.

Warga lainnya, Aji (41) mengatakan, pandemi Covid-19 telah mengubah pola hidupnya menjadi lebih disiplin. Sebagai kepala keluarga, ia menegaskan, selalu mengingatkan istri dan anak-anaknya untuk menjalankan prokes, khususnya bersih-bersih badan usai beraktivitas di luar rumah.

"Pola kehidupannya sekarang jadi lebih teratur. Saya juga yang tadinya enggak mengingatkan, jadi bawel," kata Aji. Dia juga sekarang kalau keluar rumah, benar-benar takut jika tidak memakai masker. Selain tentu saja karena faktor khawatir kena razia.

Camat Larangan, Marwan menyampaikan, RW 01 Kelurahan Gaga merupakan wilayah risiko tinggi penyebaran Covid-19 dengan jumlah kasus harian sekitar 20-an per November 2020. Kondisi itu berubah drastis sejak adanya kegiatan warga yang sepakat untuk menekan kasus Covid-19, yang saat ini lebih dikenal dengan istilah KTJ Si Gacor.

"Lalu menurun terus menjadi nol kasus, jadi menurut saya sangat efektif. Saat itu, Kecamatan Larangan yang tadinya zona merah, sekarang zona oranye,” tutur Marwan saat ditemui di kantornya.  

Dia menuturkan, pada awalnya masyarakat tidak peka dengan kondisi pandemi Covid-19. Tidak sedikit yang menganggap jika positif Covid-19 adalah sebuah aib. Namun seiring berjalannya waktu, ketika sejumlah kegiatan KTJ Si Gacor masif dilakukan, masyarakat mulai tersadarkan. Jika dulu takut melapor, berikutnya masuk informasi dari warga ada yang positif Covid-19.

Dengan begitu, petugas datang dan langsung mengisolasi rumah pasien yang difasilitasi Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang. "Jadi pada intinya bagaimana menumbuhkan kesadaran masyarakat terkait virus ini," ujar Marwan.

Selain rutin menyemprot disinfektan dan sosialisasi prokes, Marwan menambahkan, di Kecamatan Larangan juga dilakukan upaya memperkuat ekonomi masyarakat dengan membangun lumbung pangan. Dia mengakui, tidak sedikit warga yang kehilangan pekerjaan, atau pendapatannya berkurang akibat dagangan tidak laku.

"Saya berharap ke depan mudah-mudahan cepat zona hijau agar aktivitas masyarakat bisa seperti terdahulu, minimal saya ingin mengembangkan UMKM, agar masyarakat bisa mandiri,” jelasnya.

Efektif

Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah menganggap, program KTJ Si Gacor efektif menekan kasus Covid-19 di Kota Tangerang. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang per 14 Februari 2021, menunjukkan, Covid-19 bergerak di angka 40 hingga 50-an kasus. Angka tersebut turun dibandingkan dengan akhir 2020 hingga awal 2021, di kisaran 60 hingga 70-an kasus per hari.

Di samping itu, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) juga menurun. Periode 8 Februari-14 Februari 2020, BOR di kisaran 60 persen dari sebelumnya 80 persen. Pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro diterapkan mulai 9 Februari hingga 22 Februari 2021, yang merupakan perpanjangan PPKM yang berlaku sejak 11 Januari 2021.

Arief menjelaskan, faktor pemicu penurunan kasus tersebut lantaran penerapan KTJ Si Gacor dan PPKM berskala mikro. "Faktornya karena pengetatan pelaksanaan PPKM berskala mikro yang juga ada Kampung Tangguh Jaya Si Gacor,” ujar Arief saat dihubungi Republika.  

Arief menyebut, KTJ Si Gacor menyasar seluruh RT yang ada di Kota Tangerang. Kurang lebih 5.100 rukun tangga (RT) dan 1.014 rukun warga (RW) ditargetkan bisa berpartisipasi menerapkan program menekan penyebaran Covid-19. Pertimbangannya, kata dia, lantaran tidak ada yang bisa menjamin lokasi tertentu dapat aman dari Covid-19.

Hanya saja, hingga saat ini, pihaknya baru memfokuskan penerapan program tersebut di 206 RT yang berada di zona kuning.  Arief mengatakan, salah satu kegiatan utama yang digalakkan di KTJ Si Gacor meliputi penerapan disiplin prokes, serta menjalankan upaya 3T (testing, tracing, dan treatment) yang lebih masif.

"Termasuk kita mendorong masyarakat untuk tidak melakukan isolasi di rumah karena kita sudah menyiapkan rumah isolasi terkonsentrasi,” kata politikus Partai Demokrat tersebut.

Arief menambahkan, program KTJ Gacor terus ditingkatkan, mengingat masih banyaknya kasus Covid-19 terjadi di lingkungan keluarga. Data Dinkes Kota Tangerang menunjukkan, klaster keluarga mendominasi kasus Covid-19 yang ada di Kota Tangerang, yakni mencapai 35 persen.

Pengamat kebijakan publik Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang, Adib Miftahul mengapresiasi, kontribusi KTJ Si Gacor dalam penurunan angka Covid-19 di Kota Tangerang. Meski begitu, ia menyampaikan sejumlah catatan yang masih menjadi pekerjaan rumah Pemkot Tangerang.

“Tentu harus ada langkah-langkah lain yang dipertegas. Saya pikir ketika Kampung Tangguh Jaya Si Gacor diterapkan secara maksimal, bisa menekan laju Covid-19 karena RT RW adalah pihak-pihak yang paling tahu soal mobilitas warganya,” ujar Adib.

Langkah lain, menurut dia, Pemkot Tangerang perlu menciptakan kebijakan yang lebih bersifat tegas terkait dengan keberlangsungan program di kampung tangguh tersebut. Misalnya, dengan adanya pemberlakuan lockdown di RT yang masih mengalami zona merah.

Di samping itu, wajib ada pemberian intensif tambahan bagi para RT dan RW yang berhasil menjalankan penekanan kasus Covid-19. Sebaliknya, perlu pula adanya punishment bagi pemimpin wilayah yang gagal menekan Covid-19, misalnya dengan dicopot jabatannya.

“Saya bilang Si Gacor berhasil, tetapi parameter lebih valid lagi saya pikir ketegasan itu. Inilah yang diperlukan bagaimana Kampung Tangguh bukan hanya sebagai slogan, ketika infrastruktur itu terlibat jadi lebih efektif," ucap Adib.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement