Jumat 19 Feb 2021 19:42 WIB

Pandemi Buat Sedih? Alam Bisa Bantu

Alam selalu mampu meningkatkan kesehatan psikologis

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Gita Amanda
Berdasarkan studi terbaru di jurnal Personality and Individual Differences, alam diklaim selalu dapat meningkatkan kesejahteraan mental.
Foto: NOVRIAN ARBI/ANTARA
Berdasarkan studi terbaru di jurnal Personality and Individual Differences, alam diklaim selalu dapat meningkatkan kesejahteraan mental.

REPUBLIKA.CO.ID, Berdasarkan studi terbaru di jurnal Personality and Individual Differences, alam diklaim selalu dapat meningkatkan kesejahteraan mental. Bahkan, meski di tengah kondisi pandemi Covid-19 sekalipun.

Penulis utama studi tersebut, Brian W. Haas mengatakan, alam selalu mampu menghubungkan suasana harmonis dengan keunikannya untuk meningkatkan kesehatan psikologis. Temuan itu, diklaimnya berdasarkan survei di Amerika dan Jepang untuk mengukur pandangan tentang alam dan kesehatan psikologis.

Baca Juga

"Kami menunjukkan dengan sangat meyakinkan dengan data empiris bahwa, selama masa yang sangat sulit seperti sekarang, penting untuk melakukan hal ini demi menjaga kesehatan psikologis," kata Haas yang merupakan lektor kepala dalam Program Ilmu perilaku dan Otak di Universitas Georgia dikutip dari Science daily Jumat (19/2).

Dalam melakukan surveinya, para peneliti berupaya mengukur apakah para peserta berpandangan selaras dengan alam, terhubung dengan alam hingga keyakinan untuk bisa mengendalikan alam. Mereka juga melaporkan tingkat stres saat pertanyaan beralih, apakah Covid-19 mempengaruhi partisipan secara pribadi atau memengaruhi pekerjaan dan hal lainnya.

Para peneliti menemukan fakta, peserta yang secara umum melaporkan tingkat stres lebih tinggi selama pandemi adalah individu yang tidak tertarik dengan alam. Hasil itu, berbeda dengan partisipan yang memandang dunia selaras dengan alam.

"Kami menemukan bahwa orang Amerika percaya jika manusia adalah objek utama, dan seharusnya menjadi penguasa alam. Pemikiran itu, tidak mengatasi pandemi dengan baik. Padahal di Jepang tidak demikian," tambah Haas.

Di Jepang, kata dia, ada pemanfaatan alam yang tidak berkorelasi dengan perlakuan yang buruk. Para peneliti dalam studi itu menyebut, pemikiran itu berakar pada konsep penerimaan atau toleransi kontradiksi.

Dikatakan, studi tersebut memang hanya menawarkan gambaran singkat dari perbandingan kedua budaya saja. Namun demikian, Haas percaya jika budaya lain, juga dimungkinkan bisa menunjukkan asosiasi positif apabila memiliki pandangan harmonis dengan alam.

"Saya merasa ini adalah pelajaran yang sangat bagus, dan momen baik bagi kita untuk benar-benar menghargai bahwa hal-hal seperti hubungan kita dengan alam memang penting dan berdampak pada hal-hal yang lebih nyata," ungkap dia.

Terpisah, rekan penulis studi itu, Fumiko Hoeft mengatakan, di dunia yang semakin dimudahkan oleh teknologi, meluangkan waktu untuk menghargai alam memiliki manfaat yang jelas dan tepat. Dirinya juga mengumpamakan hal tersebut dengan ungkapan dari Jepang 'mandi hutan.

"Ini berkaitan ketika kita pergi ke alam, dan menikmati suasana dikelilingi oleh pepohonan. Menurut saya, ini adalah salah satu frasa yang benar-benar berhubungan dengan kebenaran ilmiah." jelas Hoeft.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement