Jumat 19 Feb 2021 08:38 WIB

Siap-siap, Mereka Inilah Target Vaksin Berikutnya

Kelompok ini dinilai sangat rentan terpapar virus corona.

Petugas bersiap menyuntikkan vaksin Covid 19 (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Feny Selly
Petugas bersiap menyuntikkan vaksin Covid 19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Setelah tenaga kesehatan (nakes), sasaran vaksinasi Covid 19 tahap kedua adalah pekerja publik seperti pedagang. Selain itu, ada pula TNI dan Polri serta para guru.  "Apabila mereka terlindungi lewat vaksinasi, maka laju penyebaran virus dapat diturunkan, sekaligus mengurangi beban rumah sakit serta membantu tenaga kesehatan," ujar Ketua Komisi Nasional KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), Prof Hindra Irawan Satari, dalam siaran pers pada Jumat (19/2).

Menurut pria yang akrab disapa Hinki itu, vaksinasi untuk para pekerja publik telah dimulai pada 17 Februari 2021 dan diharapkan selesai pada Mei mendatang. Kelompok masyarakat ini masuk dalam prioritas vaksinasi tahap kedua lantaran termasuk kelompok yang memiliki interaksi dan mobilitas yang tinggi, sehingga sangat rentan terpapar virus corona, penyebab Covid 19. 

Pemerintah memprioritaskan vaksinasi untuk pedagang karena mereka paling sering berinteraksi dengan konsumen. 

Selain itu, para guru turut menjadi target agar dapat membantu murid-murid yang tidak dapat belajar virtual sehingga memungkinkan untuk segera melakukan proses belajar dan mengajar secara tatap muka. 

Kelompok lain yang menjadi prioritas berikutnya adalah TNI, Polri, serta kelompok pekerja keamanan. Mereka dianggap berperan penting dalam membantu meningatkan proses tracing (penelusuran kontak) sehingga dapat menentukan langkah yang diperlukan sejak dini untuk menurunkan laju penyebaran virus. 

Baca juga : Vaksin Nusantara Prakarsa Terawan Didukung dan Dikritik

Sasaran vaksinasi lainnya adalah pekerja transportasi publik yang terdiri dari antara lain pekerja tiket dan masinis kereta api, sopir dan kernet bus, pekerja bandara, pilot, pramugari, pekerja pelabuhan, sopir taksi, dan juga ojek daring.

Dikutip dari laman Satgas Penanganan Covid 19, tahap awal vaksinasi bagi pekerja publik dilakukan kepada pedagang pasar di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (17/2). 

Mengingat besarnya target vaksinasi tahap kedua, pemerintah akan melakukan vaksinasi secara bertahap, dimulai pada tujuh provinsi di Jawa dan Bali (DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur dan Bali) yang juga merupakan zona merah dengan jumlah pasien dan tingkat penyebaran tertinggi di Indonesia. Mayoritas kasus Covid 19, yaitu sekitar 70 persen, berada pada tujuh provinsi ini. Sedangkan sisa 30 persen lainnya akan dibagikan ke provinsi lain.

Menanggapi lansia di atas 60  tahun yang juga mendapatkan hak untuk vaksinasi COVID-19 padahal sebelumnya tidak dimasukkan kriteria yang layak mendapat vaksin, Prof Hinki mengatakan data keamanan dan efikasi bagi lansia sudah disampaikan oleh produsen kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Atas dasar inilah, BPOM segera menerbitkan surat izin penggunaan darurat ( EUA) untuk lansia. Sebelumnya hasil penelitian itu belum selesai diolah sehingga EUA belum diberikan," ujarnya.

Selain itu, pakar imunisasi ini menambahkan, data dari Amerika Serikat memperlihatkan adanya penurunan jumlah Covid 19 setelah dilakukannya vaksinasi secara nasional. "Pemerintah telah melakukan upaya yang terbaik, tinggal dukungan dari masyarakat dan media," bebernya.

Menanggapi tentang laju perkembangan virus di Indonesia, serta apakah vaksinasi mampu mengejar pertumbuhan virus, menurut Prof Hinki, hal itu bergantung kepada bergantung kepada respons positif dari masyarakat dan media. "Lebih banyak yang divaksinasi dan lebih konsisten melakukan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, membatasi mobilisasi dan interaksi),  maka lebih besar kemungkinan untuk berhasil, karena ini merupakan upaya bersama, bukan upaya sekelompok masyarakat atau hanya mengandalkan pemerintah saja," jelasnya.

Baca juga : Penelitian: Kurma Bisa Gantikan Kafein dan Minuman Energi

Lebih lanjut Prof Hinki menambahkan, media serta masyarakat harus mendukung segala panduan yang berwenang, serta menghindari berita yang hoaks dan mengelisahkan. Agar pandemi bisa diselesaikan, semua pihak perlu menerapkan praktik 3T (testing, tracing, treatment), 3M (mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker), imunisasi dan taat pada pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan sejenisnya.

Data Satgas Penanganan Covid 19 menyebutkan, hingga 16 Februari, total jumlah vaksinasi tahap pertama pada tenaga kesehatan (nakes) sudah mencapai 1.120.963 orang dari total target sebanyak 1.468.764 tenaga kesehatan. Sedangkan  target total vaksinasi Covid 19 di Indonesia sebanyak 181.554.565 orang.

Di Indonesia, seperti diungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin  beberapa waktu lalu juga terjadi tren penurunan kasus Covid 19 dalam dua pekan terakhir. Itu setelah dilakukan pendataan dan dikonfirmasi dengan jumlah pasien Covid 19 yang dirawat di rumah sakit.

Jika vaksinasi berjalan lancar dan diikuti ketaatan masyarakat melakukan 3M dan 3T,  kasus Covid 19 bisa menurun. Seperti harapan  Presiden Joko Widodo, yang meminta Indonesia bebas Covid 19 pada Agustus mendatang.

sumber : rilis
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement