Kamis 18 Feb 2021 18:41 WIB

Dapat Ulasan Negatif, Produser Bela Batman V Superman

Hampir lima tahun sejak ditayangkan, Deborah Snyder akhirnya buka suara.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Cuplikan adegan film Batman VSuperman.
Foto: dok Warner Bros
Cuplikan adegan film Batman VSuperman.

REPUBLIKA.CO.ID,  LOS ANGELES -- Produser Deborah Snyder angkat bicara mengenai kritik terhadap film Batman V Superman: Dawn of Justice. Dia menyebut film yang dirilis pada 2016 ini dikritik karena ekspektasi orang yang berbeda terhadap film tersebut.

Batman V Superman: Dawn of Justice adalah pertama kalinya di mana pahlawan paling populer DC berada bersama dalam satu layar. Sayangnya, itu tidak diterima sebaik yang diinginkan pembuat film.

Dilansir di laman Screen Rant, Kamis (18/2), beberapa kritik yang paling menonjol adalah film tersebut dinilai terlalu gelap dan memiliki narasi berbelit-belit. Belum lagi adegan 'Martha' yang terkenal.

Hal itu mengakibatkan Warner Bros membuat beberapa perubahan besar pada masa depan DC Extended Universe (DCEU), termasuk pendekatan yang lebih langsung pada proyek-proyek berikutnya, khususnya Suicide Squad garapan sutradara David Ayer dan Justice League karya Zack Snyder yang mengalami serangkaian kontroversi sendiri.

Hampir lima tahun sejak Batman V Superman: Dawn of Justice masuk bioskop, Snyder baru buka suara tentang pemberitaan tidak baik yang didapat film tersebut setelah dirilis. Berbicara dengan LightCast Podcast, dia mengutip beberapa kritik terbesar pada film tersebut bukanlah kesalahannya.

Sebaliknya, itu karena praduga orang-orang yang masuk ke dalamnya dan ketika itu tidak terpenuhi, mereka langsung merasa kecewa dengan apa yang mereka lihat. Batman V Superman adalah bagian integral dalam rencana lima film DCEU dengan sutradara Zack Snyder, karena untuk memperkenalkan sisa Justice League. Tak hanya itu, dia juga menanam banyak poin plot naratif yang seharusnya terbayar di film-film selanjutnya.

Ada aspek lain dari Batman V Superman: Dawn of Justice yang juga dikritik. Bukan karena ekspektasi orang sebelumnya tentang bagaimana film itu seharusnya. Misalnya, alur cerita yang mondar-mandir atau apa yang ingin dicapai oleh pembuat film melalui kisah itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement