Kamis 18 Feb 2021 12:53 WIB

Solusi Mengompol Usai Jalani Bedah Kanker Prostat

Pasien kanker prostat yang selesai menjalani pembedahan bisa mengalami mengompol.

Pasien kanker prostat yang selesai menjalani pembedahan bisa mengalami mengompol.
Foto: youtube
Pasien kanker prostat yang selesai menjalani pembedahan bisa mengalami mengompol.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis urologi sekaligus staf pengajar Divisi Urologi Departemen Bedah FKUI-RSCM, Prof dr Chaidir Arif Mochtar, mengatakan, mereka yang selesai menjalani pembedahan kanker prostat bisa saja mengalami berbagai kondisi, salah satunya inkontensia urine atau mengompol. Bila ini terjadi, dia menyarankan pasien meminta fisioterapis untuk mengikuti latihan otot panggul. Bagi mereka yang ingin berolahraga, tidak ada larangan untuk ini.

"Tidak ada pembatasan kegiatan, yang pasti orang membatasi kegiatan pasca operasi dia masih mengompol dan semakin berat bila melakukan olahraga. Tetapi ada juga yang merasa bila sudah pakai popok, tetap berolahraga," kata dia dalam virtual briefing, Rabu (17/2).

Baca Juga

Menurut konsultan dokter spesialis uro-onkologi Siloam Hospitals ASRI itu, Olahraga bisa membantu pasien mengatasi inkontensia karena menguatkan otot-ototnya. Pilihan olahraga yang disarankan yakni berenang dan bersepeda. Sebaliknya, dia tak menyarankan angkat beban.

Walau begitu, hal ini harus menyesuaikan dengan kondisi pasien. Pada mereka yang stadium kankernya sebelum operasi masih dini dan tidak ada penyebaran termasuk ke tulang, olahraga bisa dilakukan.

"Yang kami khawatirkan kalau pasien sudah stadium lanjut menyebar ke tulang, hati-hati terutama olahraga yang bisa memberikan beban pada tulang lalu menyebabkan patah tulang," kata Chaidir.

Selain mengompol, keluhan lain yang bisa muncul setelah operasi biasanya masalah ereksi. Chaidir menyarankan pasien berkonsultasi dengan dokter mengenai hal ini.

Dia mengatakan, sebenarnya sebelum operasi pasien dan dokter umumnya melakukan persiapan kemungkinan komplikasi yang mungkin terjadi sehingga risiko komplikasi bisa ditekan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement