Kamis 18 Feb 2021 11:39 WIB

Bahrain Luncurkan Paspor Vaksin Covid Digital

Bahrain Luncurkan Paspor Vaksin Covid Digital

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Bahrain Luncurkan Paspor Vaksin Covid Digital. Foto:   Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Bahrain Luncurkan Paspor Vaksin Covid Digital. Foto: Ilustrasi Covid-19

IHRAM.CO.ID,MANAMAH --  Bahrain menjadi salah satu negara pertama di dunia yang meluncurkan paspor vaksin Covid digital, BeAware. 

Dilansir dari laman Saudi Gazette pada Kamis (18/2), aplikasi BeAware memungkinkan individu untuk menunjukkan status kekebalan mereka dua pekan setelah menerima kedua dosis vaksin, ketika antibodi sudah mulai berkembang.

Baca Juga

Perisai hijau 'COVID-19 Vaccinated' disertai dengan sertifikat resmi yang merinci nama pengguna, tanggal lahir, kebangsaan, dan vaksin yang mereka terima. Pihak berwenang dapat memverifikasi validitasnya dengan memindai kode QR yang tertaut ke register vaksin nasional.

Untuk mengakses sertifikat digital, pengguna harus sudah menerima dua dosis vaksin, masing-masing dengan 21 hari. Mereka kemudian harus menunggu selama dua pekan setelah dosis kedua agar antibodi mulai berkembang.

 

Di samping itu, negara lain yang mengembangkan program serupa termasuk Denmark dan Swedia. Kedua negara berencana meluncurkan layanan dalam beberapa pekan mendatang.

Pengguna mengisi data pribadi mereka dan dapat memilih antara Sinopharm, Pfizer-BioNTech, AstraZeneca atau Sputnik V.

Pada November, Bahrain secara resmi menyetujui vaksin Covid untuk petugas kesehatan. Kemudian dengan cepat meluncurkannya untuk semua warga negara serta penduduk yang berusia di atas 18 tahun.

Kerajaan juga telah menyediakan layanan pengujian cepat, yang dapat mendiagnosis Covid-19 dalam 15 menit tanpa memerlukan laboratorium spesialis.

Negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) mengambil serangkaian tindakan pencegahan terhadap wabah tersebut. Ini termasuk pengujian populasi massal dan pembangunan rumah sakit lapangan, yang mendapat pujian dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Di samping itu, bus umum telah diubah menjadi unit pengujian bergerak dan warga dipanggil untuk tes secara acak. Sedangkan untuk langkah awal termasuk pemeriksaan di titik masuk dan pembatasan perjalanan dari daerah berisiko tinggi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement