Kamis 18 Feb 2021 09:01 WIB

Saudi Ajukan Diri Jadi Penengah Sengketa Bendungan Ethiopia

Saudi mengajukan diri menjadi penengah sengketa bendungan ethiopia

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Bendera Arab Saudi
Foto: AP/Amr Nabil
Bendera Arab Saudi

IHRAM.CO.ID, KHARTOUM -- Kerajaan Arab Saudi mengajukan diri menjadi penengah di antara para pihak yang terlibat perselisihan atas proyek bendungan Grand Ethiopian Renaissance. Dewan Menteri Sudan menyebut Saudi disebut akan mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin mereka.

Dilansir di Anadolu Agency, Kamis (18/2), Menteri Negara Arab Saudi untuk Urusan Afrika, Ahmed Bin Abdul Aziz Kattan, telah mengungkapkan jika Raja Salman memintanya untuk bertemu dengan Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed, dan Presiden Mesir, Abdel Fattah Al-Sisi.

Selama kunjungannya ke Sudan, Ahmed Bin Abdul Aziz Kattan juga mengkonfirmasi keinginan kerajaan untuk menawarkan diri menjadi penengah, guna menyelesaikan perselisihan antara Mesir, Ethiopia dan Sudan.

Aziz Kattan menegaskan kembali dukungan Arab Saudi untuk keamanan air negara-negara Arab. Tak hanya itu, Saudi juga disebut ingin mempertahankan hak-hak dari ketiga negara tersebut.

"Arab Saudi sangat berkomitmen untuk melindungi keamanan air negara-negara Arab, tetapi kami (juga) ingin menyelesaikan masalah rumit ini," kata Kattan.

Uni Emirat Arab, Uni Eropa dan AS, serta Uni Afrika saat ini tengah berusaha menengahi perselisihan tersebut.

Sebelumnya, diberitakan Ethiopia meyakini pembangunan Bendungan Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) ini tidak merugikan siapa pun. Bangunan yang membendung sebagian Sungai Nil ini disengketakan oleh tiga negara, yakni Ethiopia, Mesir dan Sudan.

Ethiopia mengatakan proyek itu penting untuk pengembangannya. Sementara, Mesir dan Sudan merasa khawatir tentang akses ke pasokan air vital dari Sungai Nil ini.

"Negosiasi atas bendungan kebangkitan antara Mesir, Ethiopia dan Sudan dilanjutkan siang ini melalui konferensi video," kata Kementerian Air Sudan, tahun lalu.

Wilayah hilir Mesir dan Sudan berada di bawah tekanan untuk mencapai kesepakatan, sebelum Ethiopia melanjutkan rencana untuk mengisi bendungan. Addis Ababa disebut menunda rencana pengisian bendungan ini hingga terjalinnya sebuah kesepakatan yang komprehensif. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement