REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Program vaksinasi Covid 19 terus digiatkan. Menurut hitungan pemerintah sedikitnya 182 juta penduduk Indonesia harus menerima vaksinasi. Hadirnya bulan puasa yang tinggal beberapa saat lagi, tak akan menjadi penghalang proses vaksinasi.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, memastikan di bulan puasa, vaksinasi tetap jalan. ''Untuk wilayah yang banyak penduduk Muslim, vaksinasi kita jalankan malam hari,'' ujar dia dalam pertemuan dengan para pimpinan media di Jakarta, Rabu (17/2). Sedangkan vaksinasi untuk warga non-Muslim akan berjalan siang hari seperti biasa.
Program vaksinasi ini, menurut Jokowi, harus terus diakselerasi, sehingga kekebalan masyarakat terhadap virus Covid 19 cepat terbentuk. Untuk terus mempercepat program vaksinasi, pihaknya terus berupaya mendapatkan vaksin sesuai jumlah dosis yang diperlukan.
Untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi 182 juta penduduk, pihaknye memerlukan 426 juta dosis vaksin. Saat ini, kata Jokowi, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, beberapa pihak sudah memberikan komitmen untuk menyediakan vaksin. Sebagian vaksin sudah dikirim dan digunakan, dan sebagian lain masih menunggu pengiriman.
Jokowi merinci, dari Sinovac pihaknya mendapat komitmen pengadaan 140 juta vaksin, Astrazeneca 50 juta, Pfizer 50 juta, dan Novavac 50 juta vaksin. ''Jadi kita masih kekurangan sekitar 120 juta dosis vaksin,'' tutur dia.
Selain terus mengupayakan ketersediaan vaksin, Jokowi juga mendorong penambahan jumlah vaksinator yang sesuai standar. Saat ini, kata dia, tersedia 30 ribu vaksinator yang sesuai standar dari kemenkes. Dalam waktu dekat akan ditambah sekitar 9 ribu tenaga vaksinator dari TNI/Polri. Dengan Jumlah tersebut, dia berharap kecepatan vaksinasi bisa mencapai 1,2 juta orang per hari.
Meski vaksinasi terus dijalankan, dia juga mengingatkan agar upaya pencegahan terus dijalankan. Hadirnya bulan puasa dan Lebaran diharapkannya tidak memicu kenaikan angka penularan.
''Dari empat kali libur panjang, saya amati, setelahnya angka kenaikan kasusnya mencapai 40 persen,'' ujar Jokowi. Atas dasar itu, pihaknya meminta semua pihak bisa menahan diri agar libur puasa dan Lebaran tidak menaikkan angka kasus Covid 19.