Rabu 17 Feb 2021 19:06 WIB

Pakar Sebut Jembatan Joyoboyo Sudah Siap Digunakan

Pembangunan fisik Jembatan Joyoboyo itu sudah 100 persen selesai.

Suasana Jembatan Suroboyo yang ditutup, di Surabaya, Jawa Timur, Ahad (7/2/2021). Pemerintah daerah setempat menutup jembatan tersebut guna mencegah terjadinya kerumunan massa di kawasan wisata pesisir sebagai upaya untuk mencegah penularan COVID-19.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Suasana Jembatan Suroboyo yang ditutup, di Surabaya, Jawa Timur, Ahad (7/2/2021). Pemerintah daerah setempat menutup jembatan tersebut guna mencegah terjadinya kerumunan massa di kawasan wisata pesisir sebagai upaya untuk mencegah penularan COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof. Dr. Ir. Putu Raka memastikan Jembatan Joyoboyo Kota Surabaya, Jatim, telah memenuhi persyaratan sehingga sudah siap digunakan. Putu Raka mengatakan pihaknya telah melakukan keperluan uji kelayakan dengan memberikan simulasi beban pada Selasa (16/2).

"Ada beberapa tahapan untuk memastikan kekuatan Jembatan Joyoboyo," katanya.

Menurut dia, untuk menguji beban, dua truk besar diterjunkan dengan muatan masing-masing seberat 50 ton, sehingga total keseluruhan 100 ton. Berikutnya, tahap pertama truk berjalan beriringan, dengan kecepatan lima kilo meter per jam. Satu di depan sedangkan satu truk lagi berada di belakang.

"Lalu kedua, truk kembali melintasi jembatan. Namun berbeda posisi, kali ini secara paralel. Artinya truk berada di sebelah kiri dan kanan," kata Putu.

Ia menjelaskan, dari pengujian tersebut terkumpul data hasil dari pemantauannya yaitu ukuran lendutan. Lendutan atau defleksi adalah perubahan bentuk pada benda karena tertimpa beban.

Oleh sebab itu, untuk konstruksi aspal beton, seperti Jembatan Joyoboyo, batasan kelendutan 1/800. Artinya dari hasil pemeriksaan secara keseluruhan, defleksinya itu sudah memenuhi standar.

"Jadi jembatan ini sudah memiliki kemampuan layanan ketika menerima beban kendaraan atau beban yang lewat," katanya.

Selain itu, dari hasil pengujian itu, Putu Raka pun tidak lupa juga memperhatikan jika nantinya terjadi kepadatan pada jalan, seperti terjadi kemacetan atau kepadatan kendaraan di atas jembatan dan dinilai sudah aman.

"Dipastikan jembatan kuat menahan beban," ujarnya.

Tidak hanya itu, ia menyimpulkan bahwa Jembatan Joyoboyo telah dinyatakan layak dan kuat menahan beban. Namun begitu, pakar pun memberi rekomendasi agar Jembatan Joyoboyo ke depan secara berkala melakukan uji kelayakan terutama di bagian ketahanan kaki jembatan.

"Jadi harus kerap di cek penahan jembatan yang menjadi salah satu icon Kota Pahlawan," ujarnya.

Kepala Laboratorium Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS Dr. Budi Susanto menjelaskan, untuk meminimalisir kerusakan, Pemkot Surabaya diberi rekomendasi untuk rajin melakukan perawatan minimal setiap tahun.

"Jadi untuk meminimalisir terjadinya kerusakan pada bagian jembatan itu," kata Budi Susanto.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga (DPUBMP) Kota Surabaya Erna Purnawati menjelaskan, untuk pembangunan fisik Jembatan Joyoboyo itu sudah 100 persen selesai. Namun saat ini, pihaknya sedang menunggu kelengkapan administrasi.

"Karena itu salah satu persyaratan harus diperiksa inspektorat dahulu. Untuk kekuatan bebannya oleh pakar dari ITS," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement