Rabu 17 Feb 2021 15:51 WIB

Pentingnya Peran Orang Tua dalam Pembelajaran Daring

Orang tua punya peran dalam pembelajaran daring.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
 Pentingnya Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran Daring. Foto: Sejumlah anak belajar dengan memanfaatkan hot spot gratis di Musholla An-Nur , Kosambi, Cengkareng, Jakarta, Rabu (12/8). Program hot spot gratis atau PAK EKO (Paket Edukasi Online) gratis ini diluncurkan secara simbolis oleh Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Patrio dengan tujuan membantu para siswa khusus yang kurang mampu dalam belajar online karena terkendala paket kuota atau internet.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika
Pentingnya Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran Daring. Foto: Sejumlah anak belajar dengan memanfaatkan hot spot gratis di Musholla An-Nur , Kosambi, Cengkareng, Jakarta, Rabu (12/8). Program hot spot gratis atau PAK EKO (Paket Edukasi Online) gratis ini diluncurkan secara simbolis oleh Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Patrio dengan tujuan membantu para siswa khusus yang kurang mampu dalam belajar online karena terkendala paket kuota atau internet.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Hampir semua sektor pendidikan sudah melaksanakan pembelajaran daring mengatasi permasalahan yang terhambat karena pandemi covid-19. Bosan jadi salah satu persoalan baru yang harus dihadapi selama pembelajaran daring berlangsung.

Dosen Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia (UII), Ratna Syifa'a Rachmahana mengatakan, masalah itu lebih banyak dialami siswa-siswa yang baru naik jenjang. Seperti kelas VII SMP atau kelas X SMA.

Baca Juga

Terlebih, ia mengingatkan, pembelajaran jarak jauh (PJJ) memang menekankan kepada kemandirian siswa. Karenanya, Ratna berpendapat, biasanya siswa-siswa yang tidak mandiri akan lebih banyak yang merasa kesulitan selama ikuti pembelajaran daring.

Ada beberapa metode pengajaran yang akan membuat siswa cepat beradaptasi seperti dengan studi kasus, karya tulis, proyek penelitian dan e-learning. Namun, perlu peran yang sangat besar dari orang tua agar bisa mendampingi siswa mengikuti PJJ.

Peran yang bisa dilakukan mulai dari terlibat aktif untuk bisa mendampingi proses belajar anak. Tentu, berbeda menangani siswa SD dan siswa SMA, dan sebagai orang tua mereka dapat memberikan proyek 'life skill' yang bisa dipelajari di rumah.

"Hal lain yang perlu dilakukan memberi batasan waktu dan konten dalam penggunaan gawai dari internet. Jelaskan apa efek positif dan negatif penggunaan internet tersebut," kata Ratna dalam webinar yang digelar Fakultas Kedokteran UII, Rabu (17/2).

Ia menuturkan, supportive menjadi gaya parenting yang ideal untuk mendampingi siswa. Karenanya, selain menerapkan batas aturan harus dijelaskan pula alasan, agar anak-anak bisa secara sadar menentukan sikap dan memiliki tanggung jawab.

Sedangkan, yang perlu dihindari dari orang tua kepada anak tidak lain kebiasaan menuntut prestasi akademik yang tinggi. Menurut Ratna, kondisi itu dapat memicu siswa-siswa menjadi penyontek dengan alasan ingin membahagiakan orang tua mereka.

"Karenanya, orang tua diharapkan bisa bersinergi dengan guru atau sekolah agar tercapai kondisi ideal untuk siswa, orang tua dan guru," ujar Ratna. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement