Rabu 17 Feb 2021 10:53 WIB

Kesiapsiagaan Banjir di Banjarmasin Dinilai Masih Lemah

Mobil BPBD rusak parah dan perahu baru dibeli saat musibah banjir terjadi.

 Orang-orang melewati air banjir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu, 17 Januari 2021. ribuan orang telah dievakuasi dan sejumlah lainnya tewas dalam beberapa hari terakhir akibat banjir di pulau Kalimantan, Indonesia.
Foto: AP Photo/Iman Satria
Orang-orang melewati air banjir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Minggu, 17 Januari 2021. ribuan orang telah dievakuasi dan sejumlah lainnya tewas dalam beberapa hari terakhir akibat banjir di pulau Kalimantan, Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Ketua Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Noorlatifah menilai peralatan kesiapsiagaan bencana banjir di kotanya sangat lemah, terbukti dengan terjadinya bencana banjir besar pada pertengahan bulan awal tahun tadi.

Menurut dia, informasi yang disampaikan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin saat pihaknya rapat bersama di komisi, membuat pihaknya miris untuk kesiapsiagaan bencana khususnya banjir.

Pasalnya, ungkap Lala, panggilan akrabnya, peralatan yang dimiliki BPBD kota untuk penanganan keselamatan warga terdampak banjir khususnya hampir semuanya bantuan dari pemerintah pusat, di mana kondisinya sangat minim.

"Jadi sebelum-sebelumnya tidak memiliki sendiri, seperti perahu, mobil, di mana kondisinya pun sudah sangat parah," tutur politisi Partai Golkar tersebut.

Dia mendapat informasi mobil operasional BPBD sedang rusak parah, bahkan untuk perahu, baru dibeli saat musibah banjir terjadi. "Jadi kita nilai kondisi kesiagaan peralatan daerah kita terhadap penanggulangan bencana banjir mendadak seperti kemarin hampir tidak ada, tidak siap juga kebutuhan personelnya," papar Lala.

Sebab pihaknya juga mendapat laporan bahwa personil atau SDM di BPBD Kota sangat minim, belum lagi menyangkut keahliannya. "Jadi memang untuk SDM ini harus dibenahi, atau dilatih betul bahkan kita setuju untuk mereka di bawa studi ke daerah yang maju tentang kebencanaan ini," papar Lala.

Kenapa demikian, ujarnya, karena daerah ini sudah rawan bencana banjir, tidak boleh terlena lagi, semuanya sudah harus siap siaga kapan pun terjadi bencana.

"Dari segi anggaran kita harap jadi perhatian juga ini, sebab BPBD kota hanya memiliki anggaran Rp 900 juta, itu pun masuk honor para petugasnya," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, Kota Banjarmasin dilanda banjir besar pada 14 Januari 2021, sehari sesudahnya ditetapkan status tanggap darurat bencana banjir dan air pasang, bahkan hingga kini status itu belum dicabut.

Banjir besar yang terjadi di Kota Banjarmasin, bahkan dari kesaksian orang tua dulu lebih parah dari tahun 1970, telah berdampak lebih 100 ribu jiwa, di mana puluhan ribu harus mengungsi ke tempat aman.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement