Rabu 17 Feb 2021 01:16 WIB

Bencana Retakan Tanah di Songgokerto Mulai Dikaji

Lokasi dinilai sudah jenuh air dan curah hujan tinggi mempengaruhi retakan tanah.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Friska Yolandha
Bencana retakan tanah di Jalan Brigjen Moh. Manan (Payung 1), Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu.
Foto: Dok. PUSDALOPS PB BPBD KOTA BATU
Bencana retakan tanah di Jalan Brigjen Moh. Manan (Payung 1), Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu.

REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, Pemkot Batu beserta sejumlah elemen telah melakukan kajian mengenai bencana retakan tanah di Jalan Brigjen Moh. Manan (Payung 1), Songgokerto, Kota Batu. Para pimpinan daerah dan instansi sebelumnya sudah melaksanakan rapat bersama pada Senin (15/2).

Kepala Bidang Pemeliharaan, DPU Bina Marga Provinsi Jawa Timur (Jatim), Marijatoel Kittijah menyatakan, pertemuan ini memutuskan sejumlah kesepakatan yang salah satunya mengungkapkan kondisi di lapangan. "Yakni, (terjadi) longsor di badan jalan dan banyak rekahan di sepanjang sisi jalan," kata Marijatoel saat dikonfirmasi, Selasa (16/2).

Para pemimpin daerah menilai tanah di lokasi kejadian sudah jenuh air. Curah hujan yang sangat tinggi juga ikut mempengaruhi retakan tanah di Jalur Payung 1. Ditambah lagi, banyak saluran drainase yang tidak berfungsi karena ditutup oleh warga.

Marijatoel juga mengungkapkan ada banyak bangunan warga di sepajang sisi jalan. Hal ini kemungkinan menjadi salah satu faktor penambah beban di lokasi kejadian.

Selain itu, pihaknya juga banyak menemukan rekahan yang harus segera ditangani (dibuat kedap) agar air tidak masuk ke dalam tanah. Selanjutnya, survei geolistrik menunjukkan kedalaman tanah jenuh air sampai dengan kurang lebih 25 meter (m).

Berdasarkan kondisi tersebut, maka diputuskan beberapa langkah strategis yang harus segera dilaksanakan. Pada aspek lalu lintas, pemerintah membatasi tonase kendaraan yang lewat dengan JBB (jumlah berat yang diperbolehkan) 14 ton. Filterisasi kendaraan angkutan berat yang melewati jalan ini akan dilaksanakan dengan sosialisasi dan pemberitahuan.

Menurut Marijatoel, pembuatan dan pemasangan banner informasi pengalihan arus lalu lintas dilaksanakan oleh UPT Pengelolaan Jalan dan Jembatan (PJJ) Malang. "Yakni Ngantang 1, Kandangan 1, Klemuk 1, Patung Sapi Sebalo 1, Karanglo 1, Karangploso 1, Pendem 1, Pesanggarahan 1, dan Songgoriti 1," ucapnya.

Selanjutnya, toleransi kendaraan yang diperkenankan melintas hanya diberikan pada angkutan lokal. Jika terjadi hujan intensitas tinggi selama satu jam tanpa henti, maka lalu lintas akan ditutup total. 

Adapun langkah strategis untuk jalan, kata Marijatoel, instansi terkait akan segera menutup retakan di lokasi kejadian. Kemudian normalisasi saluran dan perbaikan permukaan perkerasan dalam waktu satu pekan sejak 15 Februari 2021. Lalu membuat sumur pelega oleh Bidang Pemeliharaan DPU Bina Marga Provinsi Jatim dalam waktu satu bulan.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu mengungkapkan adanya retakan tanah dan tanah ambles di Jalan Brigjen Moh Manan (Payung 1), Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu. Laporan ini diterima oleh BPBD Kota Batu pada Ahad (14/2).

Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Kota Batu menjelaskan, retakan tanah dilaporkan sudah terjadi kurang lebih dua pekan terakhir. Di sepanjang area warung Payung I terlihat retakan tanah dan tanah ambles. "Bahkan, beberapa sudah melintang di jalan raya," kata Pusdalops BPBD Kota Batu dalam pesan tertulis kepada wartawan, Senin (15/2).

Menurut Pusdalops PB Kota Batu, ukuran dimensi dari retakan tanah bervariasi. Yakni, panjang 46 meter (m) lebar mulai 3 sentimeter (cm) sampai 15 cm. Dimensi retakan ini mengakibatkan struktur bangunan di lokasi retak dan rusak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement