Rabu 17 Feb 2021 00:15 WIB

Panglima TNI: 'Senjata Sosial Baru' Penyebab Kerusuhan

Kekuatan internet dan medsos digunakan untuk menyebar paham radikalisme dan terorisme

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersiap memberikan arahan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2021 di Mabes TNI, Jakarta, Selasa (16/2/2021). Rapim itu mengangkat tema TNI kuat, solid, profesional, dicintai rakyat, siap mendukung percepatan penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi keutuhan NKRI.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersiap memberikan arahan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2021 di Mabes TNI, Jakarta, Selasa (16/2/2021). Rapim itu mengangkat tema TNI kuat, solid, profesional, dicintai rakyat, siap mendukung percepatan penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi keutuhan NKRI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahtanto mengingatkan kepada prajuritnya soal senjata sosial baru, yakni internet, siber, dan media sosial. Dia menyatakan, kekuatan media sosial telah menggulirkan kerusuhan di beberapa negara.

“Kekuatan media sosial telah menggulirkan kerusuhan di beberapa negara seperti Eropa, Amerika Serikat, Myanmar dan Thailand,” kata Hadi saat membuka  Rapat Pimpinan TNI Tahun 2021 di GOR Ahmad Yani Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (16/2).

Baca Juga

Panglima TNI menyampaikan, hal tersebut menjadi salah satu isu strategis yang dibahas dalam Rapim TNI 2021 ini. Menurut dia, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang telah melahirkan "senjata sosial baru" itu harus menjadi perhatian bersama.

Menurut Hadi, kekuatan internet dan media sosial telah digunakan untuk menyebarkan paham radikalisme dan terorisme. Di mana dunia maya telah menjadi domain untuk perekrutan generasi radikal dan teroris yang juga memanfaatkan media sosial untuk propaganda-propagandanya.

Pada kesempatan itu pula Panglima TNI menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh prajurit TNI di manapun mereka berada dan bertugas. Penghargaan diberikan baik kepada prajurit di daerah perbatasan, daerah rawan konflik, dan beberapa daerah yang terkena musibah bencana alam, serta garda terdepan dalam memerangi Covid-19.

Dia menitikberatkan ucapan penghargaannya itu kepada para prajurit yang ditugaskan di wilayah perbatasan, seperti Indonesia-Papua Nugini. Menurut dia, wilayah di Papua menjadi salah satu wilayah rawan yang saat ini menjadi perhatiannya.

"Seperti di wilayah Papua, Intan Jaya, khususnya adalah di titik-titik komando taktis Sugapa, Hitadipa, Titigi, Mamba dan yang lainnya,” ungkap Hadi.

Beberapa waktu lalu, TNI terlibat dalam berbagai peristiwa yang menjadi sorotan publik. Peristiwa itu di antaranya, yakni penanggulangan kelompok bersenjata di Papua, distribusi vaksin Covid-19, jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182, bencana alam gempa bumi di Mamuju Sulawesi Barat, banjir di Kalimantan, tanah longsor di berbagai daerah lainnya.

“Hal ini menunjukkan bahwa seluruh prajurit TNI beserta seluruh alutsistanya siap dan siaga hadir di tengah-tengah masyarakat,” kata Panglima TNI.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement