Rabu 17 Feb 2021 01:46 WIB

Palestina Minta AS Hentikan Permukiman Israel di Yerusalem

Proyek permukiman Israel disebut bisa merusak solusi dua negara

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Foto: EPA
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh meminta Amerika Serikat (AS) dan komunitas internasional membantu menghentikan proyek permukiman E1 di dekat Yerusalem. Menurutnya, proyek tersebut dapat merusak solusi dua negara.

Dilaporkan laman Asharq Al-Awsat, saat berbicara pada sesi kabinet, Selasa (16/2), Shtayyeh mengungkapkan, pembangunan E1, yang mencakup 12 ribu unit permukiman, berarti mengisolasi Yerusalem  dari Lembah Yordania dan memisahkan Tepi Barat utara dari wilayah selatannya.

Baca Juga

Dia memperingatkan lembaga Keren Kayemeth LeIsrael Jewish National Fund (KKL-JNF) akan aktif di Tepi Barat dan Yerusalem untuk merebut lebih banyak tanah Palestina. Shtayyeh mendesak warga Palestina waspada terhadap upaya perampasan tanah mereka.

Shtayyeh mengungkapkan KKL-JNF terdaftar di Inggris, AS, dan Israel. Ia berperan sebagai badan amal penerimna sumbangan yang membebaskannya dari pajak. Mereka secara ilegal menggunakan dana tersebut untuk membangun permukiman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement