Selasa 16 Feb 2021 20:57 WIB

Mengenang Mahaguru Ilmu Komunikasi, Jalaluddin Rakhmat

Kang Jalal memberi sumbangsih terhadap riset komunikasi, pendalaman teori komunikasi.

Tokoh Syiah Indonesia, Jalaluddin Rakhmat
Tokoh Syiah Indonesia, Jalaluddin Rakhmat

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: ME Fuady, Dosen Fikom Unisba

Rasanya tak ada yang tak mengenal sosok Jalaluddin Rakhmat, dosen Fikom UNPAD yang paparannya di kelas selalu memukau mahasiswa, penjelasannya selalu menghipnotis para peserta atau jamaah pengajiannya. Dalam forum seminar, kehadirannya selalu dinanti publik. Kata-katanya mengalir dan menyihir para pendengar. Cara bertuturnya ditiru oleh para pengagum yang kebanyakan adalah mahasiswa komunikasi.

Salah seorang kolega yang dulu mengenyam jenjang pendidikan strata satu di UNPAD pernah menceritakan pengalamannya. "Bila terjadi perdebatan di kelas antar mahasiswa atau dengan dosen, biasanya mahasiswa mengutip nama Pak Jalal untuk menguatkan argumentasinya. Bila nama beliau disebutkan perdebatan tidak dilanjutkan," kata O Hasbiansyah mantan dekan Fikom Unisba. Ia sering mengilustrasikan kisah itu sebagai contoh kongkret dari Metode Otoritas di mata kuliah Metode Penelitian.

Jalaluddin Rakhmat yang akrab disebut Kang Jalal ini dikenal sebagai sosok penulis handal. Buku yang ditulis Kang Jalal selalu menjadi best seller.

Bagi mahasiswa komunikasi atau pengagum beliau, tulisannya selalu mencerahkan. Buku referensi kuliah seperti Psikologi Komunikasi, Retorika Modern, Metode Penelitian Komunikasi, menjadi bacaan wajib mahasiswa. Tanpa diwajibkan pun, karena dahaga ilmu, mahasiswa dengan suka hati membaca halaman demi halaman tulisan beliau.

Buku tulisan populer lainnya, juga diminati pembaca, terutama kalangan mahasiswa. Mereka menyukai tulisan Kang Jalal yang sangat esoterik dan sufistik. Sebagian adalah artikel atau opini di media massa, seperti Islam Aktual dan Reformasi Sufistik. Sebagian lainnya tulisan yang merupakan paparan beliau dalam ceramah atau kuliah umum tematik yang diselenggarakan satu pekan setiap ba'da Ashar, setiap tahun di awal Ramadan.

Pernah beliau terpaksa menyembunyikan identitasnya dalam kolom tetap di halaman akhir majalah Ummat pada dekade 90-an. Ia menggunakan identitas Fikri Yathir untuk kelangsungan hidup majalah tersebut. Kritis terhadap penguasa saat itu adalah tindakan orang gila alias Fikri Yathir.

Nama penulis yang sudah populer tentu akan membuat media itu dalam bidikan kekuasaan. Setelah Orde Baru tumbang, Kang Jalal baru dapat menceritakan kisah itu.

Tulisan beliau memang renyah, enak untuk dibaca dan tentunya inspiratif. Teknik bercerita yang mengawali tulisan selalu menarik untuk membaca lebih jauh gagasan-gagasan dan pemikirannya.

Gaya tulisannya selalu menyeret pembaca untuk menuntaskan bacaannya hingga halaman terakhir. Buku Meraih Cinta Ilahi, Meraih Kebahagiaan, Rindu Rasul, Dahulukan Akhlak di Atas Fikih, Psikologi Agama, menjadi santapan ruhaniah, para peminat bidang agama.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement