REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kelurahan di Kota Cirebon yang dinyatakan open defecation free (ODF) atau bebas buang air besar (BAB) sembarangan, masih minim. Dibutuhkan sinergitas dengan berbagai pihak untuk mengatasi masalah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, Edy Sugiarto, menyebutkan, dari 22 kelurahan di Kota Cirebon, baru satu kelurahan yang dinyatakan ODF. Sedangkan sisanya yang mencapai 21 kelurahan atau 130 RW di Kota Cirebon, dinyatakan belum ODF.
"(Satu kelurahan ODF) yaitu Kelurahan Larangan," kata Edy, Selasa (16/2).
Edy mengungkapkan, banyak rumah di Kota Cirebon sebenarnya sudah memiliki jamban atau wc. Namun, untuk buangan akhirnya ternyata bukan ke septic tank. Selain ke sungai, adapula yang ke selokan, kebon maupun laut.
Edy menambahkan, sebagian besar warga yang tinggal di dekat aliran sungai atau selokan, tidak memiliki keinginan untuk membuat septic tank. Selain itu, adapula warga kurang mampu, dengan lahan terbatas, yang memang tidak mampu membuat jamban.
Edy menyatakan, instansi yang dipimpinnya telah berupaya untuk menuntaskan ODF di Kota Cirebon. Selain memicu perubahan perilaku masyarakat agar lebih sehat, advokasi kepada pemegang kebijakan hingga mencari sumber anggaran baru juga telah dilakukan.
"Untuk pembangunan sarana fisik yang berasal dari APBD memang ada keterbatasan," kata Edy.
Wakil Wali Kota Cirebon, Eti Herawati, juga mengakui keterbatasan kemampuan Kota Cirebon dalam menuntaskan masalah tersebut. Untuk itu, dibutuhkan koordinasi dan sinergitas dengan berbagai pihak.
"Kita masih punya pekerjaan rumah (penuntasan ODF) di 130 RW lagi,’’ tukas Eti.
Eti mengatakan, saat ini pihaknya sudah bersinergi dengan Baznas Kota Cirebon dan Baznas Provinsi Jabar. Sinergi itu diharapkan bisa menuntaskan berbagai permasalahan sosial dan kesehatan di Kota Cirebon, termasuk pemasalahan sanitasi tersebut.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
