Selasa 16 Feb 2021 16:45 WIB

Ketika Said Nursi Berduka Saat Keponakannya Wafat

Said Nursi berduka saat salah satu keponakannya meninggal dunia

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Badiuzzaman Said Nursi berduka saat salah satu keponakannya meninggal dunia
Foto: hizmetnews
Badiuzzaman Said Nursi berduka saat salah satu keponakannya meninggal dunia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemikir dan sufi besar dari Turki, Badiuzzaman Said Nursi suatu waktu sangat sedih mendengar berita kematian anak saudaranya. Namun, bagi Nursi, semua ketentuan ada di tangan Allah SWT. Sikap ridha pada keputusan-Nya dan menerima takdir-Nya adalah syiar Islam.

Said Nursi kemudian berdoa kepada Allah agar memberikan kesabaran kepada saudaranya, serta menjadikan anaknya sebagai simpanan akhirat dan pemberi syafaat untuknya di hari kiamat. Selain itu, Said Nursi juga menjelaskan "lima poin" kepada kaum mukmin yang berduka seperti saudaranya, yang bisa menjadi kabar gembira dan pelipur lara.

Baca Juga

Dalam bukunya yang berjudul “Terapi Maknawi dengna Resep Qur’ani”, Said Nursi menjelaskan poin pertama dengan mengutip firman Allah SWT. Dalam Alquran, Allah berfirman: وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ “Anak-anak yang tetap muda.”  (QS. al-Waqi’ah [56]: 17).

Menurut Said Nursi, makna dan rahasia dari ayat tersebut adalah anak-anak orang beriman yang meninggal sebelum baligh akan dikekalkan di dalam surga sebagai anak-anak yang dicinta sesuai dengan kondisi surga.

Dia mengatakan, mereka akan menjadi sumber kebahagiaan abadi dalam pangkuan ibu-bapak mereka yang menuju surga. Mereka akan menjadi sumber pemuas perasaan paling halus yang dimiliki kedua orang tua, yaitu rasa cinta dan kasih sayang kepada anak.

Karena segala sesuatu yang nikmat terdapat di surga, kata Nursi, maka tidak benar kalau ada yang berkata, “Tidak ada cinta dan canda dengan anak di surga, karena di sana tidak ada proses berketurunan.”

Yang benar, lanjutnya, di sana terdapat cinta dan canda dengan anak dalam bentuk yang sempurna dan nikmat sepanjang jutaan tahun tanpa disertai kepedihan dan duka. Hal itu sebagai ganti dari cinta dan canda dengan anak sepanjang sepuluh tahun di dunia yang singkat dan fana, yang disertai dengan berbagai duka.

Nursi menambahkan, semua itu telah ditegaskan ayat di atas. Demikianlah, ayat tersebut menjadi sumber kebahagiaan bagi orang beriman dan memberikan kabar yang sangat menggembirakan bagi mereka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement