Selasa 16 Feb 2021 13:25 WIB

Food Estate Kalteng Panen Padi, Produktivitas 5,6 Ton per Ha

Produktivitas padi pada area tersebut sebelumnya di bawah 4 ton per ha. 

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Agus Yulianto
Panen raya di kawasan Food Estate Kalimantan Tengah (Kalteng) tinggal menanti hari. Hamparan tanaman padi yang sudah menguning pun kini siap diproduksi. Pemerintah bersiap. Menjawab dan memenuhi harapan masyarakat terkait lumbung pangan nasional yang dapat menopang kebutuhan sehari-hari. Dalam masa panen ini, diperkirakan produktivitasnya mencapai 5 sampai 6 ton per hektare.
Foto: istimewa
Panen raya di kawasan Food Estate Kalimantan Tengah (Kalteng) tinggal menanti hari. Hamparan tanaman padi yang sudah menguning pun kini siap diproduksi. Pemerintah bersiap. Menjawab dan memenuhi harapan masyarakat terkait lumbung pangan nasional yang dapat menopang kebutuhan sehari-hari. Dalam masa panen ini, diperkirakan produktivitasnya mencapai 5 sampai 6 ton per hektare.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Proyek food estate di Kalimantan Tengah mulai memasuki masa panen raya padi perdana setelah dilakukan penanaman pada Oktober 2020 lalu. Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, produktivitas yang diperoleh cukup tinggi, yakni mencapai 5,6 ton per hektare (ha) gabah.

"Ini panen perdana khususnya untuk di Kabupaten Pulang Pisau. Rata-rata produktivitas 5-5,6 ton per hektare. Alhamdulillah cukup tinggi," kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana, Kementan, Sarwo Edhy saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (16/2).

Seperti diketahui, produktivitas padi pada area tersebut sebelumnya di bawah 4 ton per ha. Dengan dijadikannya status food estate, secara langsung mendapatkan pendampingan dan bantuan mekanisasi pertanian agar efisiensi produksi bisa ditingkatkan dengan hasil yang lebih optimal.

Sarwo menjelaskan, total hamparan yang mulai memasuki masa panen kurang lebih seluas 1.200 ha dari total area 10 ribu ha di Pulang Pisau. Adapun di Kapuas yang areanya lebih besar yakni 20 ribu ha baru akan memasuki masa panen pada pekan kedua Maret 2021.

Menurutnya, musim panen raya akan berlangsung mulai Maret hingga April mendatang. Meski demikian, ia tak menampik terdapat beberapa titik lokasi yang tidak optimal dalam menghasilkan produksi. Itu diakibatkan oleh banjir akibat curah hujan tinggi.

"Ya karena memang itu lahan rawa jadi ketika hujan air tinggi, ada beberapa lokasi tapi tidak berpengaruh signifikan terhadap keseluruhan produksi," kata Sarwo.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement