Selasa 16 Feb 2021 10:11 WIB

Meluruskan Jokowi, Bendungan Tukul Dibangun Mulai 2013

Versi Jokowi bendungan di Pacitan dibangun sejak 2014, Kementerian PUPR pada 2013.

Rep: Dessy Suciati Saputri/Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Ahad (14/2).
Foto: Dok Setkab
Presiden Jokowi meresmikan Bendungan Tukul di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Ahad (14/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Tukul di Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur (Jatim), Ahad (14/2). Jokowi hadir didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, serta Bupati Pacitan Indartato.

Peresmian bendungan ini menyisakan tanda tanya, lantaran pada hari itu, di Twitter muncul trending topic yang menyinggung keputusan Jokowi membangun bendungan di tanah kelahiran Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tidak sedikit akun yang memuji Jokowi membangun bendungan sebagai warisan di tanah kelahiran SBY. Sementara pada saat bersamaan, SBY malah hanya membangun museum. Pun disebutkan jika bendungan itu diinisiasi Jokowi lantaran baru dibangun saat ia mulai menjabat pada 2014. Bahkan, ada yang menyebut bendungan baru dimulai pada 2015. Benarkah demikian?

Saat meresmikan bendungan, Jokowi mengeklaim, Bendungan Tukul adalah salah satu dari 65 bendungan di Indonesia, yang dibangun sejak enam tahun lalu. Berarti, bendungan ini dibangun mulai 2014 atau 2015.

Biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk pembangunan bendungan mencapai Rp 916 miliar. Selesainya pembangunan Bendungan Tukul menambah daftar panjang sejumlah bendungan yang telah dibangun semasa pemerintahannya.

"Beberapa sudah bisa diresmikan seperti Bendungan Raknamo dan Bendungan Rotiklot di NTT, Bendungan Tanju dan Bendungan Mila di NTB, Bendungan Teritip di Kalimantan Timur, Bendungan Gondang di Jawa Tengah, Bendungan Sei Gong di Kepulauan Riau, Bendungan Nipah di Jawa Timur, dan hari ini bendungan Tukul di Pacitan di Jawa Timur," ucapnya.

Jokowi berharap bendungan ini dapat memperkuat ketahanan pangan dan air serta dapat memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi daerah dan masyarakat sekitar.

"Saya harapkan dengan berfungsinya Bendungan Tukul di Pacitan ini akan menjadi infrastruktur yang penting, memperkuat ketahanan pangan, dan memperkuat ketahanan air," ujar Jokowi saat peresmian.

Bendungan Tukul terletak di Sungai Telu, Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan. Bendungan tersebut memiliki kapasitas mencapai 8,68 juta meter kubik (m3).

Setelah selesai dibangun dan beroperasi, Bendungan Tukul dapat mengairi irigasi seluas 600 hektare, menyediakan air baku sebesar 300 liter per detik, mengurangi potensi banjir banjir hingga 44,86 meter kubik per detik, konservasi sumber daya air, dan berpotensi menghasilkan listrik sebesar 0,26 megawatt.

"Bendungan ini bisa memberikan manfaat yang sangat besar yaitu mengairi 600 hektare sawah sehingga meningkatkan indeks pertanaman dari biasanya satu kali tanam padi dan satu kali tanam palawija menjadi dua kali tanam padi dan satu kali tanam palawija. Insya Allah ini nanti sudah bisa dilihat dan dilakukan," kata Jokowi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR terus mendukung program ketahanan air dan pangan nasional salah satunya dengan menambah jumlah tampungan dan suplai air di Indonesia melalui  pembangunan 65 bendungan.

Selain memberikan manfaat untuk mengairi irigasi seluas 600 hektar,  kata Menteri Basuki, Bendungan Tukul berfungsi untuk mereduksi banjir sebesar 42,21 m3 per detik, berpotensi sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) 2x132 KW, konservasi sumber daya air, dan pariwisata.

Dikutip dari siaran pers Kementerian PUPR, Bendungan Tukul mulai dibangun sejak 2013 dengan anggaran APBN sebesar Rp 904,4 miliar. Sebagai kontraktor pelaksana PT Brantas Abipraya (Persero) dan konsultan supervisi PT KSO, PT Mettana, PT Anugrah, Kridapradana, dan PT Bina Karya (Persero). Malah awalnya, bendungan ini ditargetkan selesai pada 2017, namun malah molor empat tahun.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Agus Rudyanto, menyampaikan dalam pidatonya, pembangunan Bendungan Tukul telah melewati banyak hal. Di antaranya, sertifikasi persetujuan desain, izin pelaksanaan konstruksi, dan sertifikasi persetujuan pengisian bendungan.

"Saat ini progres fisik bendungan yang pembangunannya dilaksanakan mulai tahun 2013 ini telah mencapai 90 persen dan telah memasuki akhir pekerjaan konstruksi, sehingga diperlukan pengisian awal waduk sebagai salah satu persyaratan pengoperasian bendungan," ujar Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement