Selasa 16 Feb 2021 01:52 WIB

BPPTKG: Awan Panas Merapi Masih Berpotensi Muncul Lagi

BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III.

 Awan panas dari bahan vulkanik mengalir menuruni lereng Gunung Merapi saat terjadi letusan di Sleman, Rabu, 27 Januari 2021. Gunung berapi paling aktif di Indonesia meletus Rabu dengan sungai lava dan awan gas yang membakar mengalir 1.500 meter (4.900 kaki) ke bawahnya. lereng.
Foto: AP/Slamet Riyadi
Awan panas dari bahan vulkanik mengalir menuruni lereng Gunung Merapi saat terjadi letusan di Sleman, Rabu, 27 Januari 2021. Gunung berapi paling aktif di Indonesia meletus Rabu dengan sungai lava dan awan gas yang membakar mengalir 1.500 meter (4.900 kaki) ke bawahnya. lereng.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut penyebab awan panas Gunung Merapi tidak atau belum muncul kembali. Suplai magma menuju ke permukaan menjadi faktornya.

"Jadi memang kecilnya suplai (magma) dari dalam yang menuju ke permukaan menyebabkan kejadian awan panas belum terjadi," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam siaran informasi BPPTKG "Aktivitas Merapi Terkini" yang berlangsung secara virtual di Yogyakarta, Senin (16/2).

Ia mengatakan kubah lava yang berada di tebing barat daya Gunung Merapi berdasarkan data per 13 Februari 2021 volumenya mencapai 350.000 meter kubik dengan kecepatan pertumbuhan 38.000 meter kubik per hari.

Sedangkan untuk rata-rata hariannya, laju pertumbuhan kubah lava saat ini sebesar 10 ribu meter kubik per hari atau masih di bawah rata-rata pertumbuhan kubah lava Merapi pada umumnya yang mencapai 20.000 meter kubik per hari.

"Umumnya Merapi itu (rata-rata) 20 ribu meter kubik per hari pertumbuhan kubah lavanya. Pada erupsi 2006 bahkan bisa sampai 70 ribu sampai 150 ribu meter kubik per hari," kata dia.

Meski laju pertumbuhan kubah lava masih lambat, Hanik berharap masyarakat tetap waspada karena awan panas masih berpotensi muncul kembali. "Sekarang kubah lava terus tumbuh yang sewaktu-waktu bisa menimbulkan awan panas. Ini yang harus kita waspadai," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement