Senin 15 Feb 2021 21:05 WIB

Gubernur Jatim Tinjau Lokasi Bencana Longsor di Nganjuk

Anjing pelacak diterjunkan di lokasi bencana untuk mempercepat proses identifikasi,

TIM SAR mengevakuasi jenazah korban tanah longsor di Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Senin (15/2/2021). Pencarian hari pertama korban tanah longsor, tim SAR berhasil mengevakuasi sedikitnya tujuh jenazah korban.
Foto: ANTARA/Zabur Karuru
TIM SAR mengevakuasi jenazah korban tanah longsor di Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Senin (15/2/2021). Pencarian hari pertama korban tanah longsor, tim SAR berhasil mengevakuasi sedikitnya tujuh jenazah korban.

REPUBLIKA.CO.ID, NGANJUK -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi bencana tanah longsor di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Khofifah mendatangi lokasi guna memastikan penanganan dan pencarian korban tanah longsor berjalan dengan baik.

"Saya telah berkoordinasi dengan Pak Kapolres dan sudah disiapkan anjing pelacak untuk mempercepat proses identifikasi," kata Gubernur saat meninjau lokasi tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Senin (15/2).

Baca Juga

Ia juga mengatakan pencarian korban longsor terus dilakukan sampai ditemukan seluruh korban yang tertimbun sehingga untuk mempercepat pencarian tersebut, dari kepolisian juga melibatkan anjing pelacak. Gubernur menambahkan lokasi bencana tanah longsor tersebut memang cukup curam. Kondisi tebing di belakang perkampungan warga tersebut mengharuskan untuk meningkatkan kehati-hatian dan kewaspadaan.

"Utamanya alat berat dan juga dipersiapkan jalan-jalan atau akses lainnya, sehingga dapat mencapai titik tertentu agar dapat mencapai titik perkiraan keberadaan korban," ujar dia.

Gubernur menambahkan Pemkab Nganjuk saat ini sudah memberikan edukasi kepada warganya untuk meningkatkan kewaspadaan. Hal itu penting dilakukan guna mengantisipasi longsor susulan. "Banyak warga telah diedukasi dan ditingkatkan kewaspadaannya jika sewaktu waktu terjadi hujan dengan intensitas tinggi," kata dia.

Ia menambahkan, adanya retakan tanah yang berpotensi terjadinya longsor juga harus diberi tanda, sehingga bisa dilakukan mitigasi korban jiwa, termasuk mengajak warga mengambil langkah evakuasi diri. "Kami tidak bisa menduga ternyata hujan intensitas tinggi terus mengguyur wilayah ini dan akhirnya terjadi longsor. Kita semua menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban meninggal dari bencana longsor ini," katanya.

"Kita doakan agar warga yang telah meninggal seluruh amalnya diterima oleh Allah SWT dan seluruh khilafnya diampuni. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran, keihlasan dan ketabahan. Dan bagi yang sedang dirawat di rumah sakit semoga lekas sembuh," lanjut dia.

Petugas dari Kabupaten Nganjuk mendata ada 21 korban yang awalnya dinyatakan hilang. Dari jumlah itu, 12 orang sudah ditemukan. Terdapat dua orang selamat dan 10 orang meninggal dunia. Untuk sisanya, saat ini masih dalam pencarian.

Petugas dari BPBD Kabupaten Nganjuk dan tim gabungan menurunkan alat berat untuk mempercepat proses pencarian para korban. Hingga kini, pencarian terus dilakukan. Namun, karena sudah malam dihentikan sementara dan baru dilanjutkan esokhari.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement