Senin 15 Feb 2021 18:03 WIB

Sejumlah Pedagang Pasar Tanah Abang Enggan Divaksin

Para pedagang mengaku sudah didata oleh petugas sebagai penerima vaksin.

Rep: Febryan A / Red: Andi Nur Aminah
Warga melintas di dekat kios pedagang di Skybridge Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (15/2). Sebanyak 55.000 pedagang Tanah Abang akan menjalani vaksin Covid-19 yang merupakan pilot project dari program vaksinasi tahap kedua dari pemerintah pada Rabu (17/2). Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga melintas di dekat kios pedagang di Skybridge Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (15/2). Sebanyak 55.000 pedagang Tanah Abang akan menjalani vaksin Covid-19 yang merupakan pilot project dari program vaksinasi tahap kedua dari pemerintah pada Rabu (17/2). Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemrov) DKI Jakarta berencana akan memulai vaksinasi Covid-19 tahap 2, yang salah satu calon penerimanya adalah pedagang pasar, pada pekan depan. Namun, sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengaku enggan divaksin. 

"Kalau saya tidak setuju divaksin. Saya takut. Masalahnya vaksin ini belum teruji. Ini menurut saya, ya," kata Faisal Maulana (25 tahun), pedagang kebaya di Blok B Pasar Tanah Abang, kepada Republika.co.id, Senin (15/2). 

Baca Juga

Faisal menjelaskan, ia enggan divaksin karena selama ini merima berbagai informasi yang menyebut vaksin Covid-19 yang digunakan di Indonesia belum teruji. Efek sampingnya juga belum diketahui. "Jadi masih belum jelas infonya itu," kata dia. 

Menurut Faisal, tak hanya dia seorang yang menolak divaksin. Sejumlah pedagang di sekitar tokonya juga enggan. Teman-teman yang lain juga kebanyakan tidak setuju. Itu pedagang yang sekitaran toko saya," ujarnya. 

Kendati demikian, lanjut dia, dirinya sudah didata oleh petugas sebagai penerima vaksin. "Tapi saya enggak bakal datang saat vaksinasinya" kata Faisal sembari tertawa kecil. 

Segendang sepenarian, Desmawarni (57) yang juga pedagang di Pasar Tanah, mengaku takut divaksin. "Saya dan suami tidak mau divaksin. Masih takut. Banyak desas desus soal efek sampingnya. Ada juga yang bilang tidak halallah," ujar Desmawarni. 

Desmawarni menambahkan, dia tidak mau divaksin karena mendapat informasi bahwa orang dengan darah tinggi dan punya penyakit tertentu tidak bisa divaksin. Menurut dia, bukan hanya dirinya yang enggan divaksin. Sejumlah pedagang lain yang ada di sekitar tokonya juga menolak divaksin. "Waktu itu sudah ada yang mendata. Tapi para pedagang nolak. 'Apaan si vaksin-vaksin'," kata perempuan yang berjualan pakaian di Blok G Pasar Tanah Abang itu. 

Sebelumnya, Pemrov DKI Jakarta berencana melakukan vaksinasi Covid-19 tahap 2 pada pekan depan. Jumlah penerima vaksin kali ini diproyeksikan sebanyak 3,4 juta orang. Mulai dari pedagang pasar hingga pengemudi ojek online (ojol).  "Kurang lebih (vaksinasi tahap 2) minggu depan ya," kata Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Dwi Oktavia di Jakarta, Senin (15/2).  

Dwi menjelaskan, saat ini masih berlangsung proses pendataan terhadap calon penerima vaksin. Tahap 2 ini penerimanya adalah pekerja di sektor pelayanan publik. Mulai dari anggota TNI-Polri, tokoh agama, ASN, layanan Publik, pedagang pasar, hingga pengemudi ojol.  

"Kalau total sementara dari berbagai unsur, tidak hanya dari pedagang, mungkin berkisar 3,4 juta orang penerima vaksin. Itu angka yang sifatnya masih proyeksi," kata Dwi.  

Dwi menambahkan, pedagang yang akan divaksin itu tak hanya pedagang di pasar yang berada di bawah naungan PD Pasar Jaya. "Sepertinya sih semua. Baik yang di bawah PD Pasar Jaya maupun bukan," ujarnya.  

Proses pendataan ataupun pendaftaran calon penerima vaksin, lanjut dia, dilakukan di instansi masing-masing. Adapun untuk pedagang pasar melalui asosiasi yang menaunginya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement