Senin 15 Feb 2021 15:20 WIB

RS Perlu Terapkan Pola Pengembangan Kartu Skor Berimbang

RS PKU Solo menjadikan semua unit kerja sebagai unggulan.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Direktur RS PKU Muhamamdiyah Solo, Jawa Tengah, Mardiatmo, dalam acara bedah buku karangannya yang berjudul Melangkah Pasti Sejiwa Bersama Sang Matahari.
Foto: Dokumen.
Direktur RS PKU Muhamamdiyah Solo, Jawa Tengah, Mardiatmo, dalam acara bedah buku karangannya yang berjudul Melangkah Pasti Sejiwa Bersama Sang Matahari.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Rumah sakit perlu berkembang dengan mempunyai suatu pola. Pola perkembangan yang dinilai paling bagus yakni menggunakan Balance Scorecard atau kartu skor berimbang. Hal itu menjadi gagasan yang disampaikan Direktur RS PKU Muhamamdiyah Solo, Jawa Tengah, Mardiatmo, dalam acara bedah buku karangannya yang berjudul Melangkah Pasti Sejiwa Bersama Sang Matahari, secara daring dan luring pada Sabtu (13/2).

Dokter spesialis radiologi tersebut menjelaskan, dalam pola kartu skor berimbang, ada empat perspektif yang harus maju dari rumah sakit. Keempatnya yakni, kemajuan secara finansial, aspek pembelajaran, aspek bisnis, serta kepuasan pelanggan. "Itu harus maju harus seimbang. Seimbangnya itu harus di tingkat rumah sakit maupun tingkat pribadi," kata dia.

Mantan kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tersebut menyatakan, kemajuan rumah sakit harus dibarengi dengan kesejahteraan karyawan. Semakin sejahtera karyawannya, maka mereka lebih takwa. "Rumah sakit lebih besar, karyawan tambah makmur maka Muhammadiyah semakin besar," ujarnya.

Hal itulah yang dilakukan Mardiatmo selama memimpin RS PKU Solo. Pembangunan sumber daya manusia (SDM) dilakukan pada tiga hal, yakni, peningkatan kesejahteraan karyawan, peningkatan kapasitas seluruh karyawan sesuai jenjang, serta penguatan rasa memiliki dan rasa bangga sebagai bagian dari RS PKU Muhammadiyah Solo.

Dalam satu tahun, karyawan RS PKU Solo menerima 15 kali gaji. Selain itu, para karyawan juga menerima dana pensiun. Kunci keberhasilan rumah sakit dalam memenangi persaingan terletak pada sumber daya manusianya, bukan pada peralatan kesehatan dan peralatan pendukung lainnya.

"Peralatan tetap menjadi komponen penting dalam menghasilkan produk mumpuni, tetapi faktor utama dalam keberhasilan adalah profesionalisme, kepiawaian, dan kemampuan manusia yang menggunakan alat tersebut sehingga mendatangkan manfaat sesuai yang diharapkan pelanggan," tegasnya.

Di samping itu, RS PKU Solo menjadikan semua unit kerja sebagai unggulan. Hal itu disalurkan pada satu sistem manajemen rumah sakit untuk membangun semua unit menjadi unggulan. Ia menilai, sistem manajemen yang efektif akan menghasilkan kemampuan memelihara dan merawat seluruh perangkat manajemen yang ada, sehingga selalu siap menjalankan tugas pokok dan fungsinya saat dibutuhkan.

"Maka diperlukan kapabilitas pimpinan tertentu, kapabel untuk membangun semua unit kerja menjadi unggulan. Yang penting masing-masing unit kerja harus sesuai ekspektasi pelanggan," terangnya.

Mardiatmo menambahkan, standar pelayanan rumah sakit terletak pada akreditasi. RS PKU Solo telah memperoleh akreditasi KARS Internasional, yang merupakan rumah sakit Muhammadiyah Aisyiyah (RSMA) pertama dan satu-satunya di Indonesia saat ini.

"Kita harus mempunyai standar dan indikator, standar prosedur operasional (SPO). Apapun juga termasuk menyapu lantai harus ada SPO-nya," ujar mantan direktur RSUD dr Moewardi tersebut.

Di sisi lain, Mardiatmo menyebut, cucu pertama dan ketiga Presiden Joko Widodo (Jokowi) lahir di RS PKU Muhammadiyah Solo. Ketika menjenguk cucu ketiganya yang lahir pada 2019, Presiden Jokowi mengatakan sesuatu kepada Mardiatmo.

"Presiden Jokowi tidak mengatakan RS PKU bagus, tetapi dia mengucapkan terima kasih atas kehangatannya. Berarti kita semua sudah bisa melayani dengan kehangatan. Mestinya tidak hanya kepada Presiden tapi kepada semua yang datang ke RS PKU, kita harus memberikan kehangatan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement