Senin 15 Feb 2021 15:14 WIB

Buruli Ulcer, Penyakit yang Bisa Berujung Cacat Permanen

Kasus 'Buruli Ulcer' kian meningkat di Australia.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Kasus 'Buruli Ulcer' kian meningkat di Australia (Foto: ilustrasi)
Foto: Reuters
Kasus 'Buruli Ulcer' kian meningkat di Australia (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adam Noel awalnya menilai benjolan merah di belakang pergelangan kakinya sebagai bentol akibat gigitan nyamuk biasa. Namun, seiring waktu berlalu, benjolan tersebut tidak membaik dan malah diikuti lubang di tumitnya.

"Sesuatu yang aneh sedang terjadi," pikir Noel, seperti dilansir BBC, Senin (15/2).

Baca Juga

Merasa ada yang tidak beres, Noel segera memeriksakan diri ke Austin Hospital di Melbourne. Namun, saat itu April 2020 dan petugas-petugas medis di rumah sakit masih kewalahan menghadapi Covid-19.

Para dokter mengatakan, luka yang dialami Noel akan membaik dalam waktu dekat. Namun, setelah beberapa hari, tendon achilles Noel memiliki lubang seukuran bola tenis meja. Kondisi tersebut mendorong Noel untuk kembali memeriksakan diri ke dokter. Kali ini, dia memilih rumah sakit St Vincent's.

Selama sekitar satu pekan di rumah sakit, Noel menjalani beberapa pemeriksaan biopsi. Dari pemeriksaan-pemeriksaan itu, dokter mengonfirmasi bahwa yang dialami Noel adalah buruli ulcer.

Buruli ulcer merupakan penyakit akibat bakteri yang dapat menyebabkan luka terbuka lebar. Bila tak ditangani, kondisi tersebut dapat menyebabkan kecacatan permanen.

Diagnosis ini baru berhasil ditegakkan enam pekan setelah kemunculan benjolan merah di pergelangan kaki Noel. Bila terus dibiarkan, pria yang tinggal di Melbourne, Australia, ini bisa kehilangan kakinya.

Sebelum mengalami buruli ulcer, Noel melakukan banyak pekerjaan di kebun. Dia menebang beberapa pohon yang sudah berdiri kokoh selama 20 tahun. Noel merasa, kondisi yang dia alami saat ini berkaitan dengan hal tersebut.

"Saya cukup yakin bahwa kondisi ini berkaitan dengan dirusaknya pohon dan habitat posum," tukas Noel.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement