Senin 15 Feb 2021 12:11 WIB

Survei Median: Anies 45,0 Persen Versus Risma 36,0 Persen

Dampak Risma sering blusukan membuat elektabilitasnya mendekati Anies.

Temuan hasil survei Median terkait Pilgub DKI.
Foto: Tangkapan layar
Temuan hasil survei Median terkait Pilgub DKI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei terbaru pada 31 Januari-3 Februari 2021, dengan responden sebanyak 400 warga Jakarta yang memiliki hak pilih. Survei dilakukan dengan margin of error kurang lebih 4,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan sampel dipilih menggunakan multistage random sampling dan proporsional atas populasi.

Direktur Median Ade Irfan Abdurahman, mengatakan, terlepas pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI digelar 2022 atau 2024, responden menentukan siapa sosok yang masuk dalam top of mind dalam pertanyaan terbuka.

Hasilnya, posisi pertama masih diduduki Anies Rasyid Baswedan dengan 40,5 persen, disusul Tri Rismaharini 16,5 persen, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok 8,5 persen, Sandiaga Salahuddin Uno 3,0 persen, dan Ridwan Kamil 0,5 persen.

Adapun terkait elektabilitas gubernur DKI, posisi pertama ditempati Anies Baswedan dengan 42,5 persen, dan posisi kedua dihuni Tri Rismaharini sebesar 23,5 persen. Posisi tiga hingga lima besar diduduki Sandiaga Uno 5,5 persen, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 3,5 persen, dan Ahok 2,0 persen.

Menurut Ade, temuan di lapangan menunjukkan tren elektabilitas Risma naik tajam. Pada survei yang diadakan Juli 2020, elektabilitas Risma hanya 4,2 persen. Pada Februari 2021, elektabilitas Risma menanjak menjadi 23,5 persen. Dampak Risma menjadi menteri sosial (mensos) yang kerap menemui gelandangan dan blusukan di Jakarta turut mengerek elektabilitasnya.

"Efek kehadiran beliau ditunjuk menjadi menteri, kegiatan beliau dirasakan masyarakat seperti blusukan. Anies cenderung stagnan dari 40,0 persen menjadi 42,5 persen. Belum menentukan pilihan 14,5 persen," kata Ade dalam paparan secara virtual di Jakarta, Senin (15/2).

Median pun membuat simulasi head to head dengan mengajukan pertanyaan tertutup kepada responden jika pemilihan gubernur DKI diikuti Anies melawan Risma. Menurut Ade, jarak elektabilitas antara Anies dan Risma semakin menipis.

"Gap-nya menurun, Anies 45,0 persen lawan Risma 36,0 persen, belum memutuskan 19,0 persen, selisih hanya satu digit, selisih makin menipis. Melihat data ini tentu tak bisa dianggap remeh, meski sekarang masih unggul, kalau ini terus berjalan bisa mengancam Anies Baswedan," kata Ade.

Ade menjelaskan, Anies dipilih karena faktor kinerja bagus, religius, dan membawa perubahan. Adapun Risma dipilih publik karena kinerja bagus, blusukan, dan cepat tanggap. "Selisih di bawah 10 persen sangat rawan, tren kenaikan Risma sangat tinggi," kata Ade.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement