Ahad 14 Feb 2021 22:19 WIB

Ponpes Al-Kautsar Banjar Gelar Musyawarah Setengah Tahun 

Salah satu sesi acara tersebut adalah  pemberian penghargaan Osaka Award.

Pondok Pesantren Al-Kautsar Banjar menggelar acara Musyawarah Setengah Tahun  (MST), Sabtu (13/2).
Foto: Dok Ponpes Al-Kautsar Banjar
Pondok Pesantren Al-Kautsar Banjar menggelar acara Musyawarah Setengah Tahun (MST), Sabtu (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJAR -- Pondok Pesantren Al-Kautsar Banjar  menutup secara resmi  acara Musyawarah Setengah Tahun,  Sabtu (13/2). Acara yang rutin digelar setiap tahun  ini  dilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja pengurus Organisasi Santri Al-Kautsar (Osaka). 

Acara ini diadakan untuk mengevaluasi kinerja Dewan Eksekutif Organisasi Santri Al-Kautsar (Osaka) masa khidmat 2020-2021. Acara yang diikuti 156 santri ini mengusung  tema “Bersama Mengevaluasi Membangun Resolusi dan Menciptakan Inspirasi”.

Musyawarah yang dilaksanakan di Ponpes Al-Kautsar Banjar, Jawa Barat   itu ditutup oleh Kepala Urusan Kesantrian Nur Fadlilah SSos.  “Yang sejak kemarin sudah dievaluasi dari kinerja-kinerja yang belum selesai bisa menjadi  lecutan bagi Osaka  agar dapat memaksimalkan di kemudian hari,” ujarnya dalam penutupan Musyawarah Setengah Tahun (MST) seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id. 

Ia juga berpesan, apa yang telah disampaikan  dalam musyawarah menjadi konsekuensi dan tanggung jawab bersama yang harus ditaati  oleh semua elemen pondok. 

Acara diawali dengan pembacaan Alquran oleh Eva Nadiah. Ia siswi   kelas 10 Madrasah Aliyah Al-Kautsar.

Kemudian dilanjutkan sambutan dari Kepala Urusan  Kesantrian dan pengumuman Osaka  Award yang dipandu oleh Syifa Nurromah dan Naurah  Nadhifah. 

Salah satu sesi acara tersebut adalah  pemberian penghargaan Osaka Award versi Majelis Permusyawaratan Santri (MPS) Masa Khidmat 2020-2021 oleh Syifa Nurrohmah selaku ketua MPS . Para pemenang adalah: Osaka terbaik Madrasah Tsanawiyah (MTs), Rouhillah Amaani; Osaka  teladan MTs, Fariqoh Mutiah; Osaka  ter-ramah  Madrasah Aliyah (MA), Wafiqoh Hardiana; Osaka  terdisiplin MTs, Tiara Zahra; Osaka  terdisiplin MA, Sri Mulyani;Osaka  terbaik MA, Zakiyah Nur Faizah; Osaka ter-rajin MA, Nuraini Amalia Sari; Osaka  ter-ramah MTs,  Naila Kamila; Osaka  teladan MA,  Hilma Zurriyah Rabbaniyyah; dan  Osaka ter-rajin MTs,  Reina Fathia.

Berikutnya, Departemen terbaik  adalah Departemen Informasi dan Komunikasi. Tak hanya itu, penghargaan pun diberikan kepada peserta penuh. Pemenang Peserta Penuh Award sebagai berikut:  Peserta tercepat, Zahra Jannati; Peserta terbaik 1, Fathiya Husna Izzati; Peserta terbaik 2,  Zahra Azhar; Peserta teraktif 1, Vielsa Mughni; Peserta teraktif 2, Najwa Aulia; Pengumpulan terbaik angket, Angkatan 10. “Dan untuk anggota MPS terbaik adalah seluruh anggota,” tutur  Tiara Junita selaku sekretaris MPS masa khidmat 2020-2021 dengan bangga.

“Salah satu tujuan diadakannya Osaka  Award adalah untuk menumbuhkan  semangat serta mengapresiasi kinerja pengurus Osaka,”  kata  Ketua Pelaksana Musyawarah  Setengah Tahun, Revalina Salsabila Syamsudin.

Salah satu pemenang OSAKA award tingkat Madrasah Aliyah,  Hilma Zurriyah  Rabbaniyah mengaku tidak menyangka ia akan menjadi salah satu orang dari 79 pengurus  yang terpilih menjadi pemenang penghargaan Osaka  Award.  “Nggak nyangka, karena saya  merasa belum pantas untuk dapat penghargaan tersebut. Semoga dengan award ini bisa menumbuhkan  semangat saya untuk memantaskannya” ujar Hilma. 

Acara diselingi dengan penayangan seminar  dr Gamal Albinsaid dan Sherly Annavita dengan tema “Eksistensi Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa”. Sebagai hiburan, panitia menayangkan sebuah film yang berjudul “Tak Kan Tergantikan”.

Berbagai tanggapan muncul dari para peserta MST. Salah satunya adalah Zakiyah Nur Faizah selaku  presiden Osaka  sekaligus pemenang Osaka Award 2020-2021. “Acara MST kali ini membuat ana sadar bahwa segala sesuatu harus dipersiapkan dengan baik. Kita harus mengambil berkah dalam setiap kegiatan apapun. Dan pesan dari ana untuk Osaka, berkat acara ini kita mengetahui di  mana saja letak kesalahan kita dan kita pun harus mampu untuk memperbaikinya di kemudian hari,” kata Zakiyah.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement