Ahad 14 Feb 2021 06:30 WIB

Pasien Covid-19 Bergejala Berat Menurun di Aceh

Satgas Covid-19 menyebut umumnya warga terinfeksi di Aceh berstatus tanpa gejala.

Petugas medis melakukan tes usap (swab test) COVID-19 terhadap warga di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Aceh Barat, Aceh, Kamis (24/9/2020).
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Petugas medis melakukan tes usap (swab test) COVID-19 terhadap warga di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Aceh Barat, Aceh, Kamis (24/9/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Aceh menyatakan pasien virus corona jenis baru yang menunjukkan gejala berat terus menurun. Umumnya warga yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala berat atau orang tanpa gejala (OTG).

Juru Bicara Satgas Covid-19 Aceh Saifullah Abdulgani mengatakan dengan menurunnya pasien bergejala berat itu membuat tingkat pemakaian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 juga relatif lebih rendah.

“Pasien Covid-19 yang mengisi tempat tidur rumah sakit rujukan hanya sekitar 16 persen dari kapasitas yang tersedia,” katanya di Banda Aceh, Sabtu (13/2).

Dia menjelaskan kapasitas tempat tidur rumah sakit rujukan yang dipersiapkan untuk penderita Covid-19 di seluruh provinsi paling barat Indonesia itu mencapai 744 tempat tidur.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin Banda Aceh sebagai rumah sakit rujukan utama menyediakan 93 tempat tidur, sedangkan 651 tempat tidur lainnya tersebar di RSUD kabupaten/kota rujukan di Tanah Rencong.

Saat ini, lanjut Jubir yang akrab disapa SAG itu, pasien infeksi virus corona yang mengisi tempat tidur tersebut hanya 76 orang atau 16 persen dari kapasitas tempat tidur yang tersedia.

“Mereka yang memiliki gejala berat dirawat di ruang intensive care unit (ICU) sebanyak lima orang, sedangkan 71 penderita lainnya gejala sedang dan ditempatkan di ruang perawatan isolasi,” katanya.

Menurut SAG, rendahnya penggunaan tempat tidur rumah sakit merupakan kabar baik, yang mencerminkan rendahnya kasus Covid-19 dengan gejala sedang dan berat. Tetapi, banyaknya OTG yang melakukan isolasi mandiri di luar rumah sakit juga merupakan tantangan tersendiri.

Ia menjelaskan, tantangan bagi OTG wajib melakukan isolasi mandiri secara disiplin sesuai petunjuk tenaga medis yang merawatnya. Kata dia, apabila mereka tidak disiplin dan mencuri kesempatan berkeluyuran dapat menjadi ancaman bagi masyarakat sekitarnya.

“Masyarakat dapat melakukan pengawasan untuk mengamankan lingkungannya, tapi tidak boleh mengambil tindakan di luar kepatutan. Sebaiknya membuat laporan kepada petugas kesehatan terdekat,” ujarnya.

Hingga Sabtu (13/2) ini, kasus Covid-19 di Aceh telah mencapai 9.399 orang, di antaranya pasien virus corona yang masih dirawat (baik di rumah sakit maupun mandiri) sebanyak 1.280 orang, yang telah sembuh telah mencapai 7.739 orang, dan 380 orang dilaporkan meninggal dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement