Ahad 14 Feb 2021 06:45 WIB

Oxford Uji Respons Vaksin Covid pada Anak-Anak

Sekitar 300 orang akan terdaftar uji coba vaksin Oxfrod/AstraZeneca pada anak-remaja.

Botol vaksin Oxford-AstraZeneca. Ilustrasi
Foto: AP/Valentina Petrova
Botol vaksin Oxford-AstraZeneca. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Universitas Oxford meluncurkan penelitian untuk menguji keamanan dan respons kekebalan anak-anak terhadap vaksin Covid-19 yang dikembangkannya bersama AstraZeneca Plc. Oxford mengatakan uji coba tersebut merupakan yang pertama kalinya.

Uji coba baru ini telah masuk dalam tahap pertengahan. Ia menentukan apakah vaksin Covid-19 buatan Oxford bersama AstraZenenca efektif digunakan pada orang berusia antara 6 hingga 17 tahun.  

Sekitar 300 relawan akan terdaftar dan inokulasi pertama diharapkan dilakukan pada bulan (Februari) ini, kata Oxford dalam pernyataan yang dikirim universitas tersebut melalui surat elektronik pada Sabtu (13/2).

Vaksin Covid-19 dua-dosis buatan Oxford/AstraZeneca telah dielu-elukan sebagai 'vaksin untuk dunia'. Harganya disebut lebih murah dan lebih mudah didistribusikan daripada beberapa vaksin pesaingnya. Beberapa negara telah mengimpor dan menyetujui penggunaan vaksin ini. Di antaranya Italia, Mesir, Meksiko, dan Vietnam.

Namun, beberapa negara lain masih memutuskan untuk menangguhkan penggunanya seperti Swiss dan Afsel. Pemerintah Afrika Selatan Ahad lalu mengumumkan menangguhkan peluncuran vaksin Oxford-AstraZeneca setelah uji coba awal menunjukkan hasil yang kurang efektif terhadap varian baru B.1.351 Covid-19.

Vaksin Oxford-AstraZeneca menurut laporan sebelumnya disebut efektif melawan varian virus korona yang menyebar dengan cepat  berasal dari Inggris. Tetapi vaksin itu kemungkinan kurang efektif melawan strain Covid-19 dari Afrika Selatan.

AstraZeneca menargetkan produksi 3 miliar dosis vaksin tahun ini dan bermaksud untuk memproduksi lebih dari 200 juta dosis per bulan hingga April.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement