Sabtu 13 Feb 2021 11:37 WIB

Pakai Masker Double Lebih Efektif?

Sebagian pakar menyerukan pakai masker 'double' demi terhindar dari infeksi Covid-19.

Pedagang masker berbahahan kain (foto ilustrasi)
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pedagang masker berbahahan kain (foto ilustrasi)

Oleh : Nora Azizah*

REPUBLIKA.CO.ID, Seperti yang sedang hangat diberitakan, seruan memakai masker 'double' atau berlapis kian gencar. Hanya saja, hal ini masih menuai kontroversi. Sebagian pakar memang menyarankan memakai masker berlapis, tetapi tidak semuanya setuju.

Centers for Disease Controls and Prevention (CDC) sebelumnya menyatakan, penggunaan masker ganda dinilai lebih efektif menangkal virus Covid-19. Masker medis atau bedah sekali pakai mampu menghalangi 92,5 persen partikel yang berpotensi menular.

Bahkan, CDC menyarankan masker ganda tak hanya dikalangan petugas medis saja. Bagi orang awam, masker ganda dianjurkan ketika harus berada di tempat umum. Penggunaan masker berlapis terus digencarkan demi menekan penularan virus Covid-19.
 
Tim CDC bahkan melakukan penelitian terhadap penggunaan masker ganda. Tim peneliti melakukan studi terhadap penggunaan masker kain di atas kain, masker medis di atas medis, dan kombinasi masker kain di atas medis. 
 
Tak hanya itu, Pakar Penyakit Menular Amerika Serikat (AS) Dr Anthony Fauci menyebutkan, varian baru virus corona lebih menular daripada yang sebelumnya. Itu sebabnya ia menyarankan penggunaan masker ganda demi melindungi diri. Dalam hal ini, penggunaan dua masker sekaligus memberikan perlindungan yang lebih kuat.
 
Kemudian, beberapa ahli lainnya juga menyatakan bahwa masker bedah atau medis hingga N95 atau KN95 kini lebih disarankan. Masker kain atau non medis seolah dikesampingkan dan tidak lagi berpengaruh. Sebab, masker medis dinilai lebih ampuh menyaring partikel udara.
 
Namun, nyatanya, tidak semua pakar setuju dengan saran CDC dan Dr Fauci. Seorang profesor dari Fred Hutchinson Cancer Research Center Josh Schiffer mengungkapkan bahwa hal terpenting dalam memakai masker bukan persoalan ganda atau tidak. Ia lebih menekankan penggunaan masker dengan cara yang tepat.
 
Schiffer mengatakan, masker kain bisa dipakai saat seseorang sedang jalan-jalan santai di alam terbuka, misalnya, ketika berjalan santai dengan hewan peliharaan. Sementara penggunaan masker medis bisa dipakai ketika pergi ke kantor atau toko dengan keramaian.
 
Tak hanya Schiffer, Direktur Institute O'Neill untuk Universitas Georgetown Lawrence Gostin juga tidak setuju dengan penggunaan masker ganda. Menurutnya, ragam jenis masker apabila dipakai dengan cara yang benar maka efektif melindungi.
 
Beberapa pakar kesehatan lain juga menyebutkan demikian. Apabila masker sudah dibuat dengan perlindungan berlapis maka penggunaan masker ganda tidak diperlukan. Masker terbaik adalah dipakai dengan cara yang benar, yakni menutupi hidung hingga ke bawah dagu, dan rapat sehingga minim celah.
 
Perdebatan soal penggunaan masker double atau ganda ini memang kian membuat masyarakat bingung. Terlebih, pakar bahkan menyuruh untuk menggunakan jenis masker medis bagi orang awam. 
 
Padahal, sebelumnya masker kain berlapis lebih disarankan bagi mereka yang dalam kondisi sehat. Bila sudah begini, keberadaan masker kain seolah tak ada artinya. Kita diminta untuk membeli masker bedah dengan harga yang terbilang masih lumayan tinggi, serta dampak sampahnya yang tidak ramah lingkungan.
 
Daripada pusing dan bingung perihal pakai masker, pendapat dari Ketua Perhimpunan Alergi dan Immunologi Indonesia Prof Dr dr Iris Rengganis SpPD-KAI, lebih mungkin untuk diterapkan. Ia menjelaskan bahwa berbagai patogen, bakteri, virus, jamur, dan parasit bertebaran di lingkungan dan setiap saat dapat masuk ke dalam tubuh. Alhasil, tubuh pun berpotensi terserang berbagai penyakit.
 
Akan tetapi, manusia memiliki sistem imun sebagai benteng pertahanan tubuh. Sistem imun inilah yang terpenting dan harus diperkuat. Apabila daya tahan tubuh lemah, maka benda asing akan mudah masuk, sehingga menyebabkan orang terkena infeksi. Ketika itu terjadi, muncul beberapa gejala, misalnya bersin, demam, dan lainnya.
 
Di tengah pandemi Covid-19 ini, jalan terbaik adalah dengan memperkuat antibodi. Sebab, penyakit yang disebabkan virus memang tidak ada obatnya dan hanya bisa dilawan dengan sistem imun manusia. 
 
Jadi, jangan ragu dan tunda menerapkan pola hidup sehat. Konsumsilah makanan yang bernutrisi seimbang demi menjaga daya tahan tubuh. Jangan lupa pula berolahraga hingga mengontrol stres, serta minum air putih dan tidur yang cukup agar kondisi tubuh tetap sehat.
 
*) Penulis adalah jurnalis republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement